Sebelumnya dalam potongan video yang viral, Gus Miftah bertanya kepada pria penjual es teh yang belakangan diketahui bernama Sunhaji. "Es tehmu jik okeh ra? Masih, yo kono didol Gobl*k (Es teh kamu masih banyak atau tidak? Masih, ya sana dijual gob**k)," ucap Gus Miftah dari atas panggung. Mirisnya makian Gus Miftah malah memancing jamaahnya tertawa.
"Dol'en ndisik ngko lak rung payu, wis, takdir (kamu jual dulu, nanti kalau belum laku, ya sudah, takdir)," sambung Gus Miftah.
Kamera pun menyorot ke sosok penjual es teh yang sedang menjunjung kayu alas dagangannya di atas kepala. Isinya beberapa botol air mineral dan es teh manis.
Gara-gara video mengumpatnya viral, gelar Gus yang dipakai dia pun dipertanyakan. Menariknya, julukan Gus tersebut sudah berulang kali dipermasalahkan sejumlah pihak, salah satunya KH Najih Maimoen.
KH Najih Maimoen, putra dari KH Maimoen Zubair mempertanyakan julukan Gus di depan nama Gus Miftah. Sebab, menurut Kiai Najih, pria asal Yogyakarta tersebut bukan anak dari kiai.
"Ini kemarin ada video orang yang namanya Gus, dia (Miftah) bukan Gus, artinya bukan anak kiai, ada juga Muwafiq juga bukan anak kiai, Gus Nuril juga bukan," ujar KH Najih Maimoen dalam salah satu video di channel Youtube GSM (Generasi Santri Milenial).
"Orang bukan anak kiai tapi dinamakan Gus, biar cepat tenar,” tambah Kiai Najih.
Jika melihat silsilah Gus Miftah, dia memang bukan anak seorang kiai. Pria kelahiran Lampung 5 Agustus 1981 itu memiliki ayah bernama Muhammad Murodi.