Senin 25 Nov 2024 14:37 WIB

Mengubah Kampus, Mengubah Dunia: Peran Universitas Membentuk Masa Depan Berkelanjutan

Perguruan tinggi memiliki posisi strategis tak tergantikan untuk memimpin perubahan.

Red: Fernan Rahadi
Denny Vitasari
Foto: dokpri
Denny Vitasari

REJOGJA.CO.ID, Oleh: Denny Vitasari (Dosen Program Studi Teknik Kimia, Universitas Muhammadiyah Surakarta)

Di tengah krisis lingkungan dan sosial yang semakin nyata, perguruan tinggi memegang peran strategis yang melampaui fungsi tradisionalnya sebagai institusi pendidikan. Tidak cukup hanya mencetak lulusan siap kerja, universitas memiliki tanggung jawab moral dan strategis untuk menjadi pusat inovasi, agen perubahan, serta pelopor solusi terhadap tantangan global yang terus berkembang. Masa depan berkelanjutan bukanlah sekadar mimpi, tetapi tujuan yang hanya dapat dicapai melalui aksi nyata yang dimulai dari kampus.

Tantangan global yang mendesak

Kita hidup di era di mana ancaman lingkungan semakin nyata dan dampaknya dirasakan oleh setiap aspek kehidupan manusia. Perubahan iklim telah memicu bencana alam yang lebih sering, seperti banjir, kekeringan, dan badai yang intens, merugikan jutaan jiwa serta merusak infrastruktur vital. Di sisi lain, penurunan drastis biodiversitas mengancam keseimbangan ekosistem yang menjadi dasar kehidupan, memengaruhi produksi pangan, kualitas air, dan stabilitas iklim. Tidak kalah mengkhawatirkan, eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan terus mempercepat kerusakan lingkungan, sementara polusi udara, air, dan tanah semakin mengancam kesehatan manusia, menyebabkan meningkatnya penyakit pernapasan, kanker, dan gangguan perkembangan pada anak-anak.

Dalam situasi ini, perguruan tinggi memiliki posisi strategis yang tak tergantikan untuk memimpin perubahan. Sebagai pusat ilmu pengetahuan dan inovasi, kampus memiliki kapasitas untuk mengembangkan gagasan besar menjadi solusi konkret. Di sinilah tempat para peneliti, mahasiswa, dan pemimpin masa depan bekerja sama untuk merancang teknologi energi bersih, model ekonomi berkelanjutan, dan strategi konservasi lingkungan yang dapat diimplementasikan di masyarakat. Dengan sumber daya intelektual, infrastruktur penelitian, dan komunitas akademik yang dinamis, perguruan tinggi dapat memainkan peran kunci dalam menghadapi krisis global ini, menjembatani teori dan praktik untuk menciptakan dampak nyata.

Pentingnya kampus yang berkelanjutan

Salah satu langkah fundamental adalah menjadikan keberlanjutan sebagai inti dalam pendidikan tinggi. Pengintegrasian isu-isu keberlanjutan ke berbagai bidang studi—seperti teknik, bisnis, ilmu sosial, dan seni—membantu mahasiswa memahami keterkaitan antara masalah global dan solusi lintas disiplin. Kurikulum ini dapat mencakup mata kuliah tentang energi terbarukan, teknologi bersih, atau model bisnis berkelanjutan. Selain itu, program studi khusus, sertifikat, atau minor di bidang keberlanjutan dapat memberikan keahlian mendalam yang relevan dengan tantangan dunia kerja modern.

Pendekatan berbasis proyek dapat menjadi bagian integral dari pendidikan. Mahasiswa diberi kesempatan untuk merancang dan mengimplementasikan solusi nyata, seperti pengelolaan limbah di kampus atau pengembangan teknologi hemat energi. Langkah ini tidak hanya memperkuat pembelajaran tetapi juga melibatkan mereka secara aktif dalam menciptakan perubahan.

Implementasi prinsip keberlanjutan perlu terlihat nyata dalam pengelolaan kampus. Transformasi menuju kampus hijau dapat dimulai dengan mengoptimalkan efisiensi energi, misalnya melalui pemasangan panel surya, penggantian sistem pencahayaan dengan teknologi hemat energi, dan pengelolaan pendingin ruangan yang lebih efisien. Selain itu, penyediaan fasilitas transportasi berkelanjutan, seperti jalur sepeda dan pejalan kaki, layanan shuttle bus, dan sistem carpooling, dapat mengurangi emisi kendaraan.

Pengelolaan limbah merupakan salah satu aspek penting dalam mewujudkan kampus berkelanjutan. Program daur ulang yang sistematis dapat dimulai dengan menyediakan tempat sampah terpilah di seluruh area kampus untuk mengumpulkan limbah kertas, plastik, kaca, dan logam, sehingga mempermudah proses pengolahan limbah lebih lanjut. Selain itu, program kompos dapat melibatkan limbah organik dari kantin kampus dan sisa-sisa kegiatan akademik, seperti limbah daun dari taman kampus, untuk diolah menjadi pupuk yang dapat digunakan kembali dalam kegiatan pertanian atau lansekap kampus. Langkah tegas untuk melarang penggunaan plastik sekali pakai juga sangat diperlukan. Kampus dapat menyediakan alternatif yang ramah lingkungan, seperti penggunaan botol dan tas yang dapat digunakan kembali, serta bekerja sama dengan vendor untuk mengurangi kemasan plastik dalam kegiatan operasional kampus.

Di sisi lain, pengelolaan lansekap ramah lingkungan juga memainkan peran penting dalam menciptakan suasana kampus yang sehat dan berkelanjutan. Menggunakan tanaman lokal tidak hanya mengurangi kebutuhan air, tetapi juga mendukung ekosistem alami dan memperkuat keanekaragaman hayati di lingkungan kampus. Pembangunan taman hujan, yang dirancang untuk menangkap dan menyerap air hujan, dapat membantu mengurangi risiko banjir sekaligus meningkatkan kualitas air tanah. Selain itu, sistem irigasi hemat air yang memanfaatkan teknologi modern, seperti sensor kelembaban tanah dan pengairan tetes, dapat secara signifikan mengurangi konsumsi air tanpa mengorbankan kualitas lansekap.

Melalui langkah-langkah ini, kampus tidak hanya mampu menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan sehat, tetapi juga memberikan contoh nyata kepada mahasiswa dan masyarakat tentang bagaimana prinsip-prinsip keberlanjutan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menjadikan pengelolaan limbah dan lansekap sebagai prioritas, kampus berkontribusi dalam menginspirasi budaya keberlanjutan yang lebih luas.

Kemitraan kampus dan masyarakat

Universitas dapat menjadikan kampus sebagai laboratorium hidup yang memberikan pengalaman belajar langsung sekaligus memperluas dampaknya melalui keterlibatan komunitas dan inisiatif global. Dengan menciptakan peluang pembelajaran praktis, mahasiswa dapat terlibat langsung dalam proyek keberlanjutan di lingkungan kampus, seperti mengelola penataan lingkungan kampus, memantau penggunaan energi, atau membuat system pengolahan limbah di sekitar kampus. Selain itu, universitas dapat bermitra dengan bisnis lokal, lembaga pemerintah, atau LSM untuk menyediakan magang dan proyek yang menantang mahasiswa untuk menghadapi permasalahan lingkungan nyata.

Lebih jauh lagi, kolaborasi dengan komunitas lokal dapat dilakukan melalui inisiatif bersama, seperti program pengembangan bisnis yang berkelanjutan, penyediaan air bersih, atau pengurangan limbah. Pada tingkat global, universitas dapat berpartisipasi dalam jaringan internasional seperti Sustainable Development Goals (SDGs) untuk berbagi praktik terbaik dan memperluas pengaruhnya dalam menciptakan dampak yang lebih besar bagi keberlanjutan. Dengan mengintegrasikan pendekatan lokal dan global, universitas tidak hanya mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi pemimpin masa depan, tetapi juga berkontribusi nyata terhadap transformasi lingkungan dan sosial.

Mahasiswa dapat disorong untuk berperan aktif dalam mendukung keberlanjutan melalui program-program yang dipimpin oleh mereka sendiri. Salah satu inisiatif yang dapat dilakukan adalah dengan melatih mahasiswa sebagai duta keberlanjutan atau eco-ambassadors. Mereka bertugas untuk mempromosikan praktik ramah lingkungan, menjalankan kampanye kesadaran, serta menjadi panutan dalam gaya hidup berkelanjutan. Selain itu, universitas dapat mendukung pembentukan organisasi mahasiswa yang berfokus pada isu-isu keberlanjutan.

Organisasi ini dapat menyelenggarakan berbagai kegiatan, seperti kampanye kesadaran, acara lingkungan, hingga kegiatan sukarela yang melibatkan masyarakat dalam proyek lingkungan. Untuk meningkatkan partisipasi, kompetisi keberlanjutan dapat diadakan, seperti lomba daur ulang, kontes hemat energi, atau tantangan "Asrama Hijau." Kompetisi ini tidak hanya menciptakan semangat bersaing secara sehat, tetapi juga memberikan dampak nyata terhadap peningkatan kesadaran dan penerapan keberlanjutan di kalangan mahasiswa. Melalui langkah-langkah ini, universitas dapat menciptakan budaya keberlanjutan yang tumbuh dari inisiatif mahasiswa itu sendiri.

Keberlanjutan dimulai dari sekarang

Sudah saatnya universitas mengambil langkah konkret untuk menjadi pusat perubahan menuju masa depan yang berkelanjutan. Dengan menjadikan keberlanjutan sebagai inti dari kurikulum, menciptakan kampus yang ramah lingkungan, melibatkan mahasiswa dalam berbagai program keberlanjutan, serta menjalin kemitraan dengan komunitas lokal dan jaringan global, universitas memiliki peluang besar untuk memimpin solusi atas krisis lingkungan dan sosial yang semakin mendesak.

Namun, keberlanjutan bukanlah tanggung jawab satu pihak saja. Ini adalah tugas bersama yang melibatkan seluruh sivitas akademika—dosen, mahasiswa, dan staf. Perubahan besar selalu dimulai dari langkah-langkah kecil: mengganti plastik sekali pakai dengan alternatif ramah lingkungan, menghemat energi di ruang kelas, hingga berpartisipasi dalam proyek-proyek komunitas. Ketika langkah-langkah ini terintegrasi dalam budaya kampus, dampaknya akan terasa tidak hanya di lingkungan universitas tetapi juga di masyarakat luas.

Kini saatnya kita bersatu untuk menjadikan keberlanjutan sebagai landasan setiap keputusan dan tindakan. Dengan komitmen bersama, kita tidak hanya membangun masa depan yang lebih hijau untuk diri kita sendiri, tetapi juga menciptakan warisan berharga bagi generasi mendatang. Masa depan itu dimulai di sini, bersama kita, hari ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement