REJOGJA.CO.ID, SEMARANG -- Nilai ekspor pakaian dan aksesori Provinsi Jateng mengalami penurunan 30,87 persen atau senilai 61,97 juta dolar AS jika dibandingkan Agustus 2024. Data itu didapatkan dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah (Jateng) bertajuk "Perkembangan Ekspor-Impor Jawa Tengah September 2024".
"Penurunan terbesar nilai ekspor nonmigas pada September 2024 terhadap Agustus 2024 pada sepuluh komoditas utama terjadi pada komoditas pakaian dan aksesorinya (bukan rajutan) turun 61,97 juta dolar AS (30,87 persen). Komoditas ini memberikan peran terhadap total ekspor nonmigas sebesar 20,22 persen pada Januari-September 2024," kata BPS Jateng dalam laporannya, dikutip Republika, Kamis (7/11/2024).
Menurut data BPS Jateng, nilai ekspor komoditas pakaian dan aksesorinya (bukan rajutan) pada rentang Januari-September 2024 adalah sebesar 1.601,13 juta dolar AS. Angka tersebut masih lebih tinggi jika dibandingkan periode sama tahun lalu yang nilainya mencapai 1.540,30 juta dolar AS.
Nilai ekspor pakaian dan aksesorinya (rajutan) di Jateng pada Agustus 2024 adalah sebesar 142,58 juta dolar AS. Angka itu mengalami penurunan jika dibandingkan Agustus 2024, yakni sebesar 160,32 juta dolar AS.
Sementara pada periode Januari-September 2024, nilai ekspor pakaian dan aksesorinya (rajutan) di Jateng adalah sebesar 1.133,01 juta dolar AS. Angka itu mengalami kenaikan jika dibandingkan periode yang sama tahun 2023, yakni sebesar 944,40 juta dolar AS.
Dalam laporannya, BPS Jateng mengungkap nilai ekspor Provinsi Jateng pada September 2024 mencapai 892,18 juta dolar AS atau naik sebesar 13,38 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
BPS Jateng mengatakan, ekspor Jateng pada September 2024 turun 13,64 persen jika dibandingkan Agustus 2024. Sebab pada Agustus 2024, nilai ekspor provinsi tersebut mencapai 1.033,05 juta dolar AS. "Namun jika dibandingkan dengan ekspor September 2023 naik sebesar 13,38 persen," kata BPS Jateng dalam laporannya.
BPS Jateng mengungkapkan, penurunan nilai ekspor Jateng pada September 2024 dibandingkan Agustus 2024 terjadi karena merosotnya ekspor migas dan non-migas. Ekspor migas turun sebesar 45,94 persen, dari 67,78 juta dolar AS (Agustus) menjadi 36,64 juta dolar AS (September). Sementara ekspor nonmigas mengalami penurunan sebesar 11,37 persen, dari 965,27 juta dolar AS (Agustus) menjadi 855,54 juta dolar AS (September).
Penurunan ekspor migas menyebabkan volume ekspor Jateng pada September 2024 juga turun 8,51 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya. Namun jika dibandingkan dengan volume total ekspor September 2023, volume total ekspor September 2024 mengalami peningkatan sebesar 5,15 persen.
"Volume ekspor migas naik 92,32 persen dari 33,59 ribu ton pada September 2023 menjadi 64,60 ribu ton pada September 2024. Sedangkan volume ekspor nonmigas mengalami penurunan sebesar 4,49 persen, dari 303,83 ribu ton pada September 2023 menjadi 290,19 ribu ton pada September 2024," ungkap BPS Jateng.
Ekspor nonmigas terbesar Jateng pada September 2024 ditujukan ke Amerika Serikat, Jepang, dan Cina dengan nilai masing-masing mencapai 336,94 juta dolar AS, 73,30 juta dolar AS, dan 57,59 juta dolar AS. Ekspor ke tiga negara tersebut pada Januari-September 2024 memberikan porsi sebesar 56,15 persen.