Sebelumnya Kodam IV Diponegoro telah mengonfirmasi adanya helikopter milik TNI AD yang melakukan pendaratan darurat di areal persawahan di Randublatung, Blora. "Berdasarkan keterangan yang kami peroleh sementara, memang benar ada heli TNI AD melakukan pendaratan di area persawahan di wilayah Randublatung, Blora," ungkap Kapendam IV Diponegoro, Letkol Inf Andy Soelistyo, kepada Republika lewat pesan tertulis.
Namun ketika dihubungi, Andy belum bisa mengonfirmasi jenis helikopter dan penyebab helikopter tersebut melakukan pendaratan darurat. Dia hanya menyampaikan bahwa terdapat sepuluh awak dalam helikopter. "Untuk kondisi awak seluruhnya dalam kondisi aman," ucapnya.
Helikopter jenis Mi-17 milik TNI AD dilaporkan melakukan pendaratan darurat di areal persawahan wilayah Dukuh Tindik, Desa Kadengan, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora, sekitar pukul 06.00 WIB Helikopter Mi-17 adalah helikopter angkut kelas menengah rancangan Rusia.
Helikopter tersebut diproduksi di dua pabrik, yaitu di Kazan dan Ulan-Ude. Helikopter Mi-17 adalah pengembangan dari Mil Mi-8 yang menjadi andalan Pakta Warsawa semasa Perang Dingin. Indonesia mempunyai beberapa Mil Mi-17 yang dioperasikan TNI-AD.
Pada Juni 2020, Helikopter Mi-17 milik TNI AD jatuh di Kendal, Jateng. Insiden tersebut menewaskan empat personel TNI AD. Insiden yang melibatkan Helikopter Mi-17 juga pernah terjadi pada 2019. Pada 28 Juni 2019, sebuah Mi-17 hilang kontak sepuluh menit pascaterbang dari Bandara Oksibil, Papua. Helikopter tersebut hendak menuju Jayapura.
Dalam perjalanan, Mi-17 terkait jatuh di Pegunungan Oksibil. Puing-puing dari helikopter tersebut baru ditemukan pada Februari 2020. Sebanyak 11 anggota TNI AD gugur dalam peristiwa itu.