Kamis 27 Jun 2024 16:54 WIB

Sambut Hari Kebaya Nasional, Kowani Selenggarakan Peragaan Busana Berkebaya

Melalui kebaya, perempuan di Indonesia disatukan tanpa melihat latar belakang.

Red: Fernan Rahadi
Kongres Wanita Indonesia (Kowani) bekerja sama dengan Persatuan Insan Kolintang (PINKAN) Indonesia dan komunitas kebaya menyelenggarakan peragaan busana berkebaya yang diikuti perempuan dari lintas generasi.  Peragaan busana yang diiringi dengan penampilan kolintang tersebut diselenggarakan di Anjungan Sarinah, Jakarta, pada Rabu (26/6/2024).
Foto: dokpri
Kongres Wanita Indonesia (Kowani) bekerja sama dengan Persatuan Insan Kolintang (PINKAN) Indonesia dan komunitas kebaya menyelenggarakan peragaan busana berkebaya yang diikuti perempuan dari lintas generasi. Peragaan busana yang diiringi dengan penampilan kolintang tersebut diselenggarakan di Anjungan Sarinah, Jakarta, pada Rabu (26/6/2024).

REJOGJA.CO.ID, JAKARTA -- Kongres Wanita Indonesia (Kowani) bekerja sama dengan Persatuan Insan Kolintang (PINKAN) Indonesia dan komunitas kebaya menyelenggarakan peragaan busana berkebaya yang diikuti perempuan dari lintas generasi.

Peragaan busana yang diiringi dengan penampilan kolintang tersebut diselenggarakan di Anjungan Sarinah, Jakarta, pada Rabu (26/6/2024). Peragaan busana yang diselenggarakan menyambut Hari Kebaya Nasional (HKN) 24 Juli 2024 tersebut, turut dihadiri perancang busana ternama Anne Avantie, Penasihat HKN 2024 Nanny Hadi Tjahjanto dan Ketua Umum PINKAN Indonesia Peni Mursetio.

“Kebaya bukan sekadar lenggak-lenggok, tapi lebih dari itu kebaya merupakan alat pemersatu perempuan Indonesia," ujar Ketua Umum Kowani, Giwo Rubianto Wiyogo, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (27/6/2024).

Melalui kebaya, perempuan di Indonesia disatukan tanpa melihat latar belakang, agama, pendidikan, dan lainnya. Kebaya sejak dulu merupakan pakaian perempuan Indonesia yang digunakan dalam kesehariannya baik acara formal tetapi juga non formal. Kebaya digunakan di rumah, saat pergi ke pasar, ke sekolah, bekerja, dan lainnya.

Kebaya juga, lanjut Giwo, tidak lepas dari perjuangan kemerdekaan Indonesia. Para pejuang perempuan Indonesia seperti Malahayati, Kartini, hingga Rohana Kudus mengenakan kebaya. Oleh karena itu, Giwo mengajak para perempuan untuk kembali mengenakan kebaya sebagai bagian jati diri perempuan Indonesia.

“Kebaya juga dapat meningkatkan perekonomian kita. Terbukti melalui pelaksanaan HKN, sejumlah UMKM sudah merasakan dampaknya mulai dari UMKM yang memproduksi kebaya, kain, aksesoris dan lainnya sudah merasakan mengalami peningkatan permintaan dari pelanggan," katanya.

Kebaya juga, lanjut Giwo, merupakan bagian dari upaya pemberdayaan perempuan karena 60 persen pelaku UMKM merupakan kaum Hawa.

Pelaksanaan HKN 2024 berdasarkan Kepres 19 Tahun 2023 tentang Hari Kebaya Nasional. Peringatan HKN juga upaya sinergitas perempuan Indonesia dan juga di Asia Tenggara dalam mengajukan kebaya sebagai warisan budaya tak benda melalui joint nomination ke UNESCO.

Penyelenggaraan HKN sendiri bertujuan bertujuan memperkenalkan dan menggaungkan kembali kebaya sebagai bagian dan sejarah perjuangan para perempuan Indonesia, meningkatkan wujud cinta, bangga pada identitas bangsa dan Tanah Air, melestarikan warisan budaya dengan menjadikan kebaya sebagai salah satu wadah kreativitas tanpa menghilangkan nilai pakem dari kebaya, serta menjadikan kebaya sebagai busana wanita yang dipakai dalam berbagai acara.

Pelaksanaan HKN 2024 mengusung tema “Lestarikan Budaya dengan Bangga Berkebaya”, dan merupakan kerja sama Kowani, Kementerian pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, komunitas kebaya, media massa, dan berbagai mitra.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement