REJOGJA.CO.ID, SLEMAN — Pariwisata merupakan salah satu sektor yang berkontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pada 2023, menurut Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Ishadi Zayid, kontribusi sektor pariwisata mencapai sekitar 31,28 persen dari total PAD.
“Pada 2023, sektor pariwisata mampu menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Sleman yang cukup besar, yaitu sebesar Rp 353,45 miliar,” kata Ishadi, Sabtu (27/4/2024).
Ishadi menyebut sektor pariwisata merupakan lokomotif pembangunan perekonomian daerah. Ia mengatakan, sektor pariwisata begitu dinamis dan dapat mengakomodasi berbagai bidang pembangunan, seperti kebudayaan, pertanian, industri kreatif, kuliner, fesyen, dan transportasi.
Melihat kontribusinya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman mendorong pengembangan sektor wisata. Salah satunya pariwisata berbasis masyarakat atau community based tourism (CBT), seperti desa wisata. “Di Sleman ini terdapat puluhan desa wisata, baik yang kategori mandiri, berkembang, maupun rintisan desa wisata,” ujar Ishadi.
Ishadi mengatakan, dinasnya tahun ini melakukan klasifikasi desa wisata dalam rangka pembinaan dan pendampingan. “Diharapkan agar para pengelola desa wisata untuk mempersiapkan sebaik-baiknya sesuai dengan potensi riil yang dimiliki,” kata dia.
Menurut Ishadi, dalam upaya pengembangan pariwisata berbasis masyarakat, sinergi empat pilar di tingkat kalurahan/desa perlu diperkuat. Empat pilar itu mencakup pemerintah kalurahan/desa, Badan Permusyawaratan Kalurahan, Badan Usaha Milik Kalurahan, dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
Dalam upaya penguatan desa wisata, tahun ini Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman mengajak 30 orang dari perangkat Kapanewon (Kecamatan) Prambanan, para lurah, dan pelaku pariwisata se-Kapanewon Prambanan, untuk mengunjungi Desa Wisata Tenganan Pegringsingan, Bali, dan destinasi wisata lainnya. Kegiatan itu dipimpin Kepala Bidang Pengembangan SDM Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Nyoman Rai Safitri.
Panewu (Camat) Prambanan, Siti Wahyu Purwaningsih, yang mengikuti kegiatan tersebut, mengajak para lurah di wilayahnya menyeriusi pembangunan sektor pariwisata. “Dimulai dengan menginventarisasi potensi yang ada secara jeli, untuk selanjutnya mengolah potensi tersebut dalam rangka mendukung sektor pariwisata,” kata dia.
Menurut Siti, yang tidak kalah penting adalah membangun komitmen bersama antarpemangku kepentingan di kewilayahan, serta mengimplementasikannya secara konsisten. Termasuk komitmen mengalokasikan dan mengupayakan pendanaan sektor-sektor pendukung pariwisata melalui berbagai alternatif, di antaranya dana keistimewaan dan alokasi dana desa (ADD). “Selain itu, penguatan kelembagaan dan sumber daya pariwisata juga merupakan sebuah keharusan yang perlu terus diupayakan dari waktu ke waktu,” kata Siti.