REJOGJA.CO.ID, SOLO -- Ketua Jurusan Jamu Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Surakarta Dr. apt. Indri Kusuma Dewi, M.Sc dan tim peneliti dosen dari Poltekkes Kemenkes Surakarta bersama dosen Fakultas Farmasi UGM mengembangkan kosmetik berbahan dasar bonggol jagung yang kaya manfaat.
Indri menjelaskan hal tersebut bermula dari penelitiannya ketika menempuh studi S3. Saat itu ia melihat jagung sebagai salah satu komoditas pangan terbesar serta memiliki khasiat untuk menjadi kosmetik, salah satunya adalah untuk tabir surya.
"Jadi penelitian ini diangkat melihat bahwa salah satu komoditi terbesar kedua adalah jagung sementara jagung sendiri bagian terbesarnya adalah tongkol dan itu adalah limbah yang tidak dimanfaatkan," kata Indri di Solo, Kamis (25/4/2024).
"Banyak sekali riset yang diteliti kandungan tongkol jagung flavonoid itu terbukti bisa menjadi antioksidan dan tabir surya untuk arah kosmetik sudah banyak," katanya menambahkan.
Dari penelitiannya secara in vitro, zat yang ada di dalam bonggol jagung tersebut dapat dibuat sebagai pemutih atau whitening. Bahan tersebut juga bisa menjadi salah satu opsi masyarakat memilih kosmetik berbahan alami.
"Itu terbukti secara in vitro bahwa tongkol jagung itu dengan kandungan flavonoid (yang dapat menjadi) whitening sehingga saya mencoba membuat whitening," katanya.
"Sebenarnya sudah banyak tetapi sejauh ini bahan bahan kimia masih banyak dipakai padahal itu bisa membuat efek samping kanker dan ini pemilihan bahan alam yang relatif yang aman dan inovatif yang baru suatu alternatif yang baru. Ini bisa jadi solusi salah satu bahan aktif untuk kosmetik karena menggunakan bahan alam," ujarnya.
Di sisi lain, Koordinator Kelompok Substansi Penilakan Uji Praklinik/Klinik Obat Tradislonal, Obat Kuasi, Suplemen Kesehatan, Kosmetik dan Penilaian Dokumen Informasi Produk Kosmetik, ideasanti mengatakan optimis dengan produk tersebut apabila telah lolos uji klinis. Hal tersebut juga bisa memantik kesadaran masyarakat akan bahan baku pembuatan kosmetik.
"Karena didengungkan dengan bahan alam itu bisa lebih aman atau masyarakat merasa lebih aman untuk pemberdayaan bahan alam yang ada di Indonesia gitu, jadi ke arah sana sudah makin maju," katanya.
"Limbah jagung ini diharapkan memiliki manfaat dalam produk kosmetik dalam bahan pelembab dan pencerah kulit memang masih harus dibuktikan uji klinik jadi pernah dilakukan uji namun masih berupa bahan bakunya belum terhadap produknya jadi masih harus dibuktikan," tuturnya.
Sementara itu, menurut ketua tim uji klinis dari FK UGM dr. Shinta Trilaksmi Dewi, Ph.D, Sp.DVE ekstrak bonggol jagung tersebut dapat menghambat enzim tirosinase atas pigmentasi kulit dari hasil uji in vitro. Ia juga optimistis lantaran produk tersebut bisa menjadi tabir surya.
"Ternyata juga ada efek proteksi untuk sinar matahari jadi bagus ini kalau bisa dikembangkan, jadi jika terbukti secara klinis sangat bagus bisa dikembangkan sebagai produk unggulan," katanya.
Pihaknya juga mengatakan bahan baku tersebut mudah didapatkan karena banyak ditemukan di negara tropis seperti Indonesia. Ia juga mengatakan produk tersebut juga sudah sesuai dengan pergeseran minat masyarakat kepada kosmetik berbahan alam.
"Jadi kita negara tropis jagung sangat mudah tumbuh jadi kalau itu bisa dimanfaatkan limbahnya untuk jadi produk aman bermanfaat dan efekasius terbukti itu bagus sekali sih sebenarnya," katanya.
Ia mengatakan produk tersebut akan diformulasikan sebagai BB cream. Ia mengatakan salah satu kendalanya adalah waktu lantaran uji klinis melibatkan manusia.
"Sebenarnya awalnya sudah gel kemudian diformulasikan lebih enak untuk masyarakat itu BB cream yang memanfaatkan pelembab whitening dan sunscreen itu formulasi sudah bagus dalam BB cream karena masyarakat setiap pagi akan menggunakan BB cream," katanya mengakhiri.