REJOGJA.CO.ID, GAZA -- Pusat Satelit PBB, INOSAT mengeluarkan laporan terbarunya ini bahwa setidaknya 35 persen rumah di seluruh Jalur Gaza telah hancur sejak agresi Israel ke Jalur Gaza dimulai 7 Oktober 2023 hingga saat ini di mana agresi masih berlangsung.
Persentase ini bisa terus meningkat seiring intensitas serangan terus meningkat. Apalagi AS baru-baru ini menambah bantuan triliunan dollar senjata untuk membantu Israel menyerang Gaza.
Setidaknya 1,9 juta warga harus mencari perlindungan, meskipun tidak ada tempat yang aman di Jalur Gaza.
Mayoritas warga mengungsi ke Gaza bagian selatan, Khan Younis dan Rafah walau kondisi di bagian wilayah itu termasuk tidak layak huni akibat tidak adanya sanitasi yang layak. Terlebih, daerah ini juga kerap menjadi sasaran serangan udara Israel berulang kali walau mereka mengklaim rakyat sipil bisa mengungsi kesana dan aman.
Faktanya, tidak ada tempat yang aman di area pesisir laut yang sudah diblokade lebih dari satu dekade tersebut.
Di lokasi pengungsian pun, banyak rekaman video amatir menunjukan kondisi hidup warga yang seadanya, menambal tempat berlindung mereka dengan terpal, kain, plastik makanan, botol minuman, dan segara cara lainnya agar bisa memiliki atap untuk berlindung.
Lembaga Kemanusiaan International Networking for Humanitarian (INH) terus menyalurkan berbagai kebutuhan urgen untuk rakyat Gaza sejak agresi terjadi enam bulan lalu. Kebutuhan seperti pakaian, penghangat, selimut, kasur, makanan hangat, sayur-sayuran, bahkan voucher belanja telah disalurkan kepada rakyat Gaza korban agresi dari masyarakat Indonesia melalui tim INH di Jalur Gaza yang beroperasi secara resmi.
Pada bulan Ramadhan kali ini, INH juga membangun 200 tenda pengungsian untuk warga di Mawasi, Khan Younis, selatan Gaza. Tenda ini telah meringankan beban warga Gaza yang harus meninggalkan rumah mereka dalam kondisi hancur dan entah harus mengungsi kemana.
"Setidaknya 200 keluarga bisa merasakan bukti cinta kasih masyarakat Indonesia yang terus tiada henti menyalurkan dukungan untuk mereka di kondisi darurat seperti saat ini," ujar Presiden Direktur INH, Luqmanul Hakim, Senin (1/4/2024).
Semoga kemudian hari, lanjut Luqman akan ada banyak tenda lagi yang dibangun, dan bisa memberikan keringanan untuk lebih banyak keluarga di Jalur Gaza. Meski hal ini tidak sebanding dengan ujian yang mereka lalui, setidaknya bantuan ini bisa melindungi mereka dari kedinginan, hujan, dan kepanasan.
"Kami akan terus mengupayakan agar bantuan secara maksimal dapat dirasakan saudara-saudara kita di Jalur Gaza, kami juga berterimakasih kepada para donatur yang tak pernah bosan menitipkan hartanya kepada lembaga kami, Insya Allah kami akan terus maksimalkan pengiriman bantuan itu," jelasnya.
Tenda pengungsi ini nantinya akan di tempati satu tenda untuk satu keluarga, tak hanya menempati tenda INH juga rencananya akan memenuhi kehidupan dasar bagi pengungsi seperti makan, air bersih siap minum dan kebutuhan pokok lainnya.