REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kawasan wisata di sekitar Gunung Merapi menjadi salah satu destinasi yang dapat menjadi pilihan bagi wisatawan untuk dikunjungi. Terlebih di masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024, dimana diperkirakan DIY akan kebanjiran wisatawan.
Meski begitu, Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto meminta agar wisatawan maupun warga untuk mematuhi rekomendasi untuk tidak beraktivitas di zona bahaya Merapi. Terlebih, aktivitas vulkanik merapi masih cukup tinggi dengan status siaga atau level 3.
"Taat juga untuk tak beraktivitas di radius tujuh kilometer dari puncak Merapi," kata Eko belum lama ini.
Eko menekankan agar dilakukannya pengawasan yang ketat agar tidak ada wisatawan yang masuk ke zona bahaya Merapi. Termasuk memastikan tidak ada kegiatan pariwisata di zona bahaya tersebut.
"Kita bersama memastikan wisatawan tidak masuk beraktivitas di area tersebut," ucap Eko.
Berdasarkan pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) pekan kemarin, dilaporkan bahwa aktivitas Gunung Merapi masih cukup tinggi. Setidaknya, Merapi mengeluarkan rentetan awan panas guguran (AGP) dan ratusan kali guguran lava pada periode pengamatan 8-14 Desember 2023.
Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso mengatakan, rentetan AGP tersebut tercatat pada 8 Desember. Rentetan AGP ini mengarah ke barat daya yakni ke Kali Bebeng dan Kali Krasak dengan jarak luncur sejauh 3.800 meter.
"Setelah itu dilaporkan terjadi hujan abu tipis di wilayah Kecamatan Dukun dan Sawangan, Kabupaten Magelang, dan Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali," kata Agus.
BPPTKG juga mencatat bahwa dalam sepekan kemarin terjadi 243 guguran lava yang mengarah ke selatan dan barat daya. BPPTKG merinci bahwa 22 guguran lava mengarah ke hulu Kali Boyong sejauh maksimal 2.000 meter, dan 221 guguran lava mengarah ke hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 1.900 meter.
"Suara guguran terdengar 22 kali dari Pos Babadan dengan intensitas kecil hingga sedang," ucap Agus.
Akibat adanya AGP dan guguran lava ini, morfologi kubah barat daya Merapi mengalami perubahan. Sedangkan, untuk morfologi kubah tengah teramati tidak mengalami perubahan atau relatif tetap.
"Berdasarkan analisis foto udara, volume kubah barat daya terukur sebesar 2.592.000 meter kubik, dan kubah tengah sebesar 2.358.300 meter kubik," jelas Agus.