REJOGJA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menekankan pentingnya tracer study atau survei alumni untuk dimanfaatkan pemerintah sebagai evaluasi dan monitoring lulusan SMK. Sebab tracer study erat kaitannya dengan program bursa kerja khusus SMK.
"Tracer study menjadi bekal bagi kami, khususnya untuk melihat peta lulusan SMK. Apakah sudah banyak terserap industri atau justru banyak pengangguran," kata Khofifah, Jumat (15/12/2023).
Survei alumni tersebut, lanjut Khofifah, juga bisa dimanfaatkan untuk mencari letak kekurangan-kekurangan yang perlu segera diperbaiki. "Ini modal kita untuk evaluasi, salahnya di mana? Apakah pada kompetensi, atau kurikulum yang digunakan?" ujarnya.
Khofifah melanjutkan, tracer study tersebut menjadi peluang bagi Jatim dalam menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dari lulusan SMK. Tentunya dengan tetap didukung berbagai upaya peningkatan kompetensi yang terus dilakukan Pemprov Jatim bersama dunia industri dan dunia kerja, agar kompetensi lulusan SMK di Jatim sesuai kriteria.
"Banyak dari siswa SMK sudah dipesan oleh perusahaan ketika mereka berada di kelas XI atau XII. Tentunya ini menjadi bagian dari upaya kami untuk terus menurunkan TPT yang signifikan di Jatim," ujarnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), TPT lulusan SMK di Jatim perlahan mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada Agustus 2020, TPT SMK di Jatim tercatat 11,89 persen.
Kemudian turun jadi 9,54 persen pada Agustus 2021, dan kembali turun jadi 6,70 persen pada Agustus 2022. "Dengan kondisi ini, lulusan SMK tidak lagi menjadi TPT tertinggi menurut tingkat pendidikan. Bahkan, menurut hasil tracer study Kemendikbudristek, TPT lulusan SMK Jatim pada 2022 hanya 3,3 persen," kata Khofifah.