REJOGJA.CO.ID, SLEMAN -- Polemik kejuaran lomba renang 100 meter di Sleman yang sempat menuai polemik akhirnya telah diselesaikan. Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, meminta maaf atas kejadian tersebut.
"Saya atas nama pemerintah/pribadi mohon maaf atas viralnya berita ini, tujuan kami mencari bibit bibit unggul di kapanewon supaya untuk persiapan Porda," kata Kustini, Jumat (1/12/2023).
Kustini juga menampik adanya tudingan kecurangan dalam lomba tersebut. Dari hasil mediasi, didapatkan keterangan adanya human error dari perangkat pertandingan maupun proses sebelum kejuaran sehingga terjadi kesalahan.
"Tidak ada kecurangan. Tapi ada human error sehingga ada kesalahan. Dan ini yang jadi evaluasi kita ke depan yang harus diperbaiki," ujarnya.
Kustini akan memerintahkan dinas terkait melakukan evaluasi dan pembenahan terutama dalam penyelenggaraan perlombaan maupun kejuaran.
"Kejadian ini tentu akan jadi evaluasi. Saya akan minta dinas atau instansi terkait yang akan menyelenggaraan perlombaan semacam ini perlu untuk cermat. Tentu dibarengi upgrading sumber daya perwasitan, kepelatihan, pengelolaan, dan penggunaan teknologi dalam penilaian sistem olahraga," katanya.
Selain itu, ke depan, pemkab akan usahakan menyiapkan alat yang modern untuk memantau atlet-atlet sesuai standar. Sebelumnya Kustini telah memerintahkan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) untuk melakukan mediasi antara pihak orang tua Ghiyats Gajaksahda alias Egi dan panitia.
Hasilnya dari mediasi yang dilakukan di kantor Dispora, Kamis (30/11) dicapai kesepakatan Egi tetap meraih juara 2. Artinya yang mendapatkan juara 2 dalam lomba tersebut bertambah satu orang.
"Sejak Senin (27/11/2023) saya sudah dapat laporan. Dan sudah saya perintahkan agar segera di mediasi. Dan hari ini sudah dilakukan (mediasi). Alhamdulillah, hasilnya diputuskan juara 2-nya bersama," kata Kustini.