REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY, Lakshmi Pratiwi, mengatakan pihaknya menyiapkan standar bahasa Jawa agar lebih mudah diperkenalkan dan digunakan. Terutama bagi generasi muda sehingga diharapkan lebih bisa diterima.
Pasalnya, Dian menyebut bahasa Jawa sendiri memiliki enam level atau tingkatan bahasa. Hal inilah yang mungkin membuat generasi muda Jawa sendiri susah untuk mempelajari dan menggunakannya.
Hal ini disampaikan Dian usai mendampingi Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, saat audiensi bersama Panitia Kongres Bahasa Jawa VII di kompleks Kepatihan, Yogyakarta pada Senin (20/11/2023). Menurut Dian, dengan standardisasi bahasa Jawa dari kongres nantinya diharapkan bisa mempermudah dalam pengenalan bahasa Jawa.
"Standardisasi ini juga menjadi bagian penting supaya nanti kita bisa memasukkannya pada media IT, yang kemudian bisa dengan praktis ada di ponsel kita, sehingga bisa digunakan dalam keseharian," kata Dian.
Intinya, pihaknya ingin melazimkan bahasa Jawa dalam kehidupan masyarakat Jawa. "Yang penting harus bikin cara supaya bahasa Jawa menjadi menarik, apalagi kalau sasarannya anak-anak," ujarnya.
Dalam pertemuan dengan panitia Kongres Bahasa Jawa VII, lanjutnya, Sultan HB X berpesan agar melalui kongres kali ini dapat dibuat kreasi atau upaya merekayasa agar penggunaan bahasa Jawa disenangi masyarakat, utamanya generasi muda.
Sultan juga dikatakan meminta agar cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesenangan berbahasa Jawa tidak perlu menggunakan cara-cara yang rumit.
"Arahan Bapak Gubernur tadi sebenarnya yang paling penting bagaimana supaya bahasa Jawa itu kemudian disenangi, khususnya untuk anak-anak. Tidak perlu yang susah-susah, karenanya kita akan mencoba menyiapkan satu standar bahasa yang lebih mudah, lebih bisa diterima," jelas dia.
Kepala Bidang Pembinaan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Eris Yunianto mengatakan, Kongres Bahasa Jawa VII akan diselenggarakan di Solo pada 28-30 November 2023. Sebagai tuan rumah penyelenggaraan agenda empat tahunan ini, pihaknya berharap kongres tahun ini dapat semakin meneguhkan posisi bahasa Jawa sebagai Bahasa Ibu bagi masyarakat Jawa sendiri.
"Kedatangan kami bertemu Sri Sultan adalah untuk melaporkan kongres yang sifatnya regional ini karena melibatkan tiga provinsi yakni Jawa Timur, Jateng, dan DIY. Sebagai persiapannya, kami juga memohon kesediaan Sri Sultan untuk bersama gubernur Jatim dan Jateng memberikan keynote speech pada kongres nanti," kata Eris.
Eris menuturkan Kongres Bahasa Jawa ke-7 tersebut mengangkat tema Gayeng Gumregut Ngrumat Basa Jawa. Dikatakan bahwa tema tersebut cukup sederhana dari sisi tata bahasa, namun memiliki makna yang luar biasa.
"Gayeng Gumregut itu memiliki arti suasana hati yang menyenangkan, tentu untuk bekerja tanpa mengenal lelah dalam merawat bahasa Jawa," ungkapnya.
Pihaknya pun berharap semua peserta yang berasal dari tiga provinsi yaitu Jateng, Jatim, dan DIY bisa bersama-sama melakukan upaya pelestarian bahasa Jawa.
"Kami juga mohon dukungan semuanya masyarakat Yogya, Jateng, dan Jatim, semoga ini menjadi agenda kita bersama untuk penguatan bahasa Jawa," tegas dia.