REJOGJA.CO.ID, UNGARAN -- Peluang para lulusan Sekolah Luar Biasa (SLB) untuk menjadi insan yang lebih mandiri dan semakin berdaya di tengah-tengah masyarakat kini kian terbuka.
Ini setelah Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah meluncurkan program inovasi Pengembangan Keterampilan Ungkit Kemandirian PDBK Melalui Kerja Sama SLB dan SMK (Bangkit Perkasa).
Dengan menggandeng Bidang SMK Disdikbud Jateng, program Bangkit Perkasa ini mengolaborasikan antara skill pendidikan SMKN untuk diterapkan kepada para siswa SLBN di wilayah setempat.
“Ini menjadi kolaborasi antara kemandirian pendidikan di SLB dengan kompetensi yang menjadi tujuan pendidikan di SMKN,” ungkap Kepala Disdikbud Jateng, Uswatun Hasanah, saat menghadiri launching program bangkit Perkasa, di SLBN Ungaran, Kabupaten Semarang, Selasa (7/11).
Menurutnya, SLB juga membutuhkan keterampilan yang selama ini didapatkan para siswa di SMK. Begitu pula siswa SMK bisa membagikan keterampilan dan ilmu yang didapatkannya kepada siswa di SLB. “Sehingga pada saatnya siswa SLB akan mampu mewujudkan kemandirian,” jelas dia.
Uswatun Hasanah sangat mengapresiasi program ini, karena ia telah melihat langsung hasil karya yang telah dapat diwujudkan oleh para siswa SLB melalui program Bangkit Perkasa tersebut.
Setidaknya ada enam jenis karya dari program ini, baik hasil pertanian dan proses pengolahan hasil pertanian, fashion show karya kolaborasi SMK dengan SLB di mana modelnya dari siswa SMK dan Make Up Artist-nya dari siswa SLB.
Demikian pula berbagai olahan bakery dari SLB hasil kolaborasi implementasi kompetensi SMK. Semuanya luar biasa dan kian memberikan harapan kelak lulusan SLB bisa mandiri dan lebih berdaya.
Artinya siswa SLB mampu mengimplementasikan transfer knowledge dari SMK. “Misalnya dalam hal budi daya tanaman sayuran hidroponik oleh SLB, hasilnya juga sangat luar biasa,” tegasnya.
Ia juga berharap nantinya program Bangkit Perkasa juga bisa menggandeng kalangan SMA, karena pendidikan di SMA juga ada mata pelajaran (mapel) kewirausahaan yang juga dapat dikolaborasikan.
Apabila semua ini bisa dikolaborasikan, maka para siswa SMK dan SMA akan semakin bersibuk diri dengan peningkatan kompetensi, kreativitas, atau bahkan dalam ekonomi kreatif. “Sehingga tidak ada lagi hal yang bisa membuat orang tua khawatir, kalau lulus nanti anaknya mau jadi apa,” ungkap dia.
Kepala Disdikbud juga menyampaikan, untuk launching hari ini mempertemukan empat SMK dan empat SLB di Cabang Dinas (Cabdin) I. Ke depan, program Bangkit Perkasa juga dikembangkan di cabdin yang lain di Jateng.
“Kalau perlu dengan melihat keberhasilan di Cabdin I, program Bangkit Perkasa setelah ini segera dilakukan bareng-bareng di cabdin yang lain di Jateng, melalui potensi kompetensi yang bisa dikembangkan di SLB yang ada di wilayahnya,” tegas Uswatun.
Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Khusus Disdikbud Jateng, Sunarto menyampaikan, dalam program Bangkit Perkasa ini juga ada kerja sama yang saling menguntungkan kedua belah pihak, dalam hal ini SMK dan SLB.
Karena ada sharing resources, baik alat maupun gurunya. Selain itu juga akan ada interaksi antara anak SMK dengan anak SLB, begitu juga dengan guru-gurunya akan saling meng-upgrade kompetensinya dalam mendukung program sekolah inklusi.
Ia juga sependapat jika program ini juga dikolaborasikan dengan SMA. Goal-nya untuk membangun kemandirian, bisa berwirausaha, bisa memproduksi sesuatu yang bernilai ekonomis. Seperti hasil di bidang pengolahan hasil pertanian yang mampu memunculkan varian-varian baru minuman.
Beberapa anak yang berkolaborasi di bidang tata busana, mampu menghasilkan karya batik, busana, hingga make up. Termasuk hidroponik juga bisa menghasilkan secara keekonomian.
Di Jateng, lanjutnya, sebenarnya sudah ada beberapa SMK yang berkolaborasi dengan SLB. Tetapi untuk yang dilaunching hari ini melibatkan SMKN 6 Semarang dengan SLBN Semarang, SMK H Moneadi Ungaran dengan SLBN Ungaran.
Di daerah lain, di Jepara SMKN 1 Jepara dengan SLBN Jepara, kemudian di Sragen juga SMKN dengan SLBN Sragen. Termasuk di Surakarta, Sukoharjo, dan Purbalingga juga sudah ada kerja sama antara SMK dengan SLB.
“Terkait kolaborasi ini sekarang sudah dipayungi oleh Surat Keputusan Kepala Disdikbud Jateng tentang sinergitas antara SLB dengan SMK. Sehingga pemanfaatan potensi sumber daya ini akan lebih optimal dalam melayani anak-anak disabilitas,” jelasnya.