Senin 02 Oct 2023 15:29 WIB

BPBD DIY Sebut Belum Ada Lahan Puso Akibat Dampak Kemarau Panjang

Sebagian lahan pertanian menggunakan pengairan irigasi.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Buruh tani memanen padi di saat kemarau (ilustrasi)
Foto: Edi Yusuf/Republika
Buruh tani memanen padi di saat kemarau (ilustrasi)

REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Puluhan kecamatan di DIY sudah terdampak bencana kekeringan pada musim kemarau 2023 ini. Meski begitu, bencana kekeringan di DIY belum berdampak ke sektor pertanian.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY menyebut belum ada lahan pertanian yang mengalami gagal panen akibat kemarau ini, khususnya tanaman padi. Namun, masyarakat diminta untuk mewaspadai potensi dampak kekeringan terhadap sektor pertanian ini.

"Berdasarkan laporan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY pada rapat pekan lalu, dilaporkan bahwa tidak ada lahan yang puso," kata Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD DIY, Lilik Andi Aryanto, kepada Republika.co.id, Senin (2/10/2023).

Meski hingga saat ini belum ada dampak kekeringan terhadap sektor pertanian, Lilik menyebut ada beberapa lahan pertanian yang memang tidak ditanami tanaman padi.

Terutama lahan tadah hujan di Kabupaten Gunungkidul. "Karena memang hanya air hujan untuk pengairannya," ujarnya.

Sementara, di daerah lain di DIY di luar Gunungkidul, juga masih bisa menanam tanaman padi. Hal tersebut karena lahan pertaniannya menggunakan pengairan irigasi sehingga sektor pertanian tidak berdampak terhadap kekeringan yang saat ini melanda beberapa wilayah di DIY.  

"Selain itu, Dinas Pertanian DIY melalui PUPT juga selalu mengikuti informasi cuaca yang dikeluarkan oleh Staklim (Stasiun Klimatologi)dan diteruskan kepada para petani di DIY sehingga tepat dalam memilih tanaman," kata dia.

Dalam rangka mengantisipasi dampak musim kemarau terhadap sektor pertanian, Lilik menyebut, dilakukan pendampingan terkait pola tanam yang sesuai dengan kondisi saat ini oleh Pemda DIY.

Untuk itu, petani diharapkan mengikuti saran dari pendampingan yang dilakukan. "Dari Dinas Pertanian telah melakukan pendampingan pola tanam yang sesuai. Mohon untuk mengikuti saran dari petugas penyuluh lapangan untuk menanam jenis tanaman yang tepat," ujarnya.

Seperti diketahui, BMKG DIY mengeluarkan potensi dini bencana kekeringan meteorologis, yang mana saat ini ada 26 kecamatan yang berstatus awas. Selain itu, ada satu kecamatan di DIY yang berstatus waspada, dan 25 kecamatan berstatus siaga.

Wilayah-wilayah tersebut diminta untuk mengantisipasi dampak kekeringan meteorologis ini. Terutama antisipasi pada sektor pertanian, dan mengantisipasi kelangkaan air bersih.

"Masyarakat serta pemerintah daerah setempat yang berada dalam wilayah peringatan dini untuk mengantisipasi dampak kekeringan meteorologis ini pada sektor pertanian dengan sistem tadah hujan dan mengantisipasi pengurangan ketersediaan air tanah atau kelangkaan air bersih," kata Kepala Stasiun Klimatologi BMKG DIY, Reni Kraningtyas.

Plt Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad, juga menyebut, belum ada laporan gagal panen akibat kekeringan yang saat ini terjadi di beberapa wilayah di DIY. Dropping air juga terus dilakukan di daerah-daerah yang terdampak bencana kekeringan. "Semuanya masih bisa diantisipasi," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement