REJOGJA.CO.ID, UNGARAN -- Saat penurunan elevasi Danau Rawapening menjadi kondisi yang kurang menguntungkan bagi para nelayan di danau alam ini, sebagian warga justru mengambil berkah dari pendangkalan yang terjadi.
Mereka memanfaatkan kawasan genangan Rawapening yang mengalami pendangkalan untuk menanam padi. Sehingga rumpun-rumpun tanaman padi menjadi pemandangan yang jamak dijumpai di pinggiran Rawapening ini.
Salah satunya berada di wilayah Dusun Sumurup, Desa Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Rumpun tanaman padi ini bermunculan di sekitar kawasan Jembatan Biru, Dusun Sumurup.
Menurut Mulyono (68), salah satu warga Dusun Sumurup, tanaman padi tersebut ditanam oleh beberapa warga di dusunnya. Sebagian lagi juga ditanam oleh beberapa nelayan yang ‘kehilangan’ mata pencaharian akibat penurunan elevasi Rawapening.
“Lokasi yang ditanami padi tersebut awalnya merupakan kawasan genangan Rawapening, namun karena musim kemarau dan airnya berkurang banyak, kemudian dimanfaatkan untuk menanam padi,” jelasnya, Ahad (6/8/2023).
Biasanya, jelas Mulyono, padi yang ditanam oleh warga di kawasan dangkal tersebut akan dipanen sebelum musim penghujan tiba atau saat permukaan air Rawapening kembali naik.
Di wilayah Dusun Sumurup ini, masih kata Mulyono, seperti sudah ada masanya sendiri-sendiri. Pada saat musim kemarau dan permukaan air danau ini turun, akan muncul petak atau rumpun-rumpun tanaman padi.
Tetapi nanti, pada saat musim penghujan, menjadi saatnya bagi alat-alat berat Kementerian PUPR bekerja dan dioperasionalkan untuk membersihkan gulma enceng gondok dan mengeruk sedimentasi.
Karena pada saat musim penghujan, elevasi Danau Rawapening akan kembali normal. “Sehingga alat-alat berat yang berada di sekitar Jembatan Biru Dusun Sumurup ini bisa bekerja kembali,” kata dia.
Yuda (37), warga Dusun Sumurup lainnya menambahkan, menanam padi di kawasan bekas genangan Rawapening cukup praktis, karena tidak perlu ‘membalik’ atau membajak tanahnya.
Bibit-bibit padi yang sebelumnya sudah disiapkan langsung ditanam begitu saja, karena ketinggian air dan tanah di lokasi tanam berupa bekasa genangan tersebut paling hanya setinggi lutut orang dewasa.
Selain itu, tanaman padi yang ditanam di lokasi tersebut juga tidak membutuhkan pemupukan. “Walaupun tidak dipupuk, pertumbuhan tanaman padi yang ditanam tetap akan subur,” ungkapnya.
Yudi juga menyampaikan, tanaman padi tersebut milik sejumlah warga dan hal ini sudah menjadi kebiasaan dari warga yang ada di dusunnya.
Karena pada saat air Rawapening surut, patok-patok lokasi tempat warga bakal menanam akan muncul kembali. “Sehingga akan diketahui, di lokasi mana mereka bisa menanam,” jelas dia.