REJOGJA.CO.ID, WONOSARI -- Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan pemantauan dan evaluasi termasuk menangani munculnya serangan hama di sentra pengembangan tanaman bawang merah di Kecamatan/Kapanewon Wonosari dan Semanu.
Koordinator Pengamat Hama Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Jayadi mengatakan berdasarkan laporan petugas pengamat hama di lapangan, luas tanam bawang merah yang diserang hama ulat grayak seluas dua hektare, yakni seluas satu hektare di Wonosari dan satu hektare di Semanu. "Perkembangan serangan hama ulat grayak sudah terkontrol," kata dia.
Ia mengatakan Dinas Pertanian dan Pangan juga telah menyediakan obat untuk mengantisipasi serangan hama tanaman. Selain itu, dinas pertanian siap melakukan gerakan pengendalian organisme pengganggu tanaman.
"Tersedia pestisida pengendali ulat pada bawang merah juga operasional gerakan pengendalian telah siap apabila direkomendasi petugas pengamat dan pengendali hama di lapangan," katanya.
Sementara itu, petani di Kalurahan/Desa Karangrejek Kapanewon Wonosari Warjiyanto mengatakan serangan hama ulat grayak ditangani secara manual dengan mengamati setiap sore. Ulat ini baru keluar pada sore dan malam hari.
Ulat grayak memiliki bentuk yang halus dan berwarna hijau. Saat sore hari, ulat tersebut akan keluar dari dalam daun bawang merah yang jadi tempat persembunyiannya.
Dampak serangan hama ulat ini cukup signifikan sebab pertumbuhan bawang merah bisa tidak optimal. Ukurannya pun bisa menyusut. "Yang pasti produktivitasnya bisa turun," kata Warjiyanto.
Ia mengatakan ulat grayak ini sudah menyerang sekitar 10 persen dari total tanaman bawang merah miliknya. Adapun lahan yang dimanfaatkan luasnya sekitar 400 meter persegi.
"Kemungkinan karena pengaruh cuaca juga, basmi pakai obat pun juga kurang mempan. Kami berupaya menekan serangan hama supaya tidak gagal panen," ungkapnya.