REJOGJA.CO.ID, SALATIGA -- Salah satu keberhasilan Dompet Dhuafa (DD) dalam mengelola zakat produktif bagi pemberdayaan dan kemandirian ekonomiumat, tecermin dari keberlanjutan kantin kontainer di lingkungan kampus Universitas Islam negeri (UIN) Salatiga, Jawa Tengah.
Sejak didirikan pada 2016 (saat itu masih bersatus Institut Agama Islam Negeri/IAIN Salatiga), kantin di lingkungan kampus ini tidak hanya berperan untuk melatih jiwa kewirausahaan mahasiswa kampus setempat.
Namun, manfaatnya juga sangat dirasakan oleh para mahasiswa kurang mampu yang diberdayakan dalam pengelolaan kantin kontainer tersebut.
Pimpinan Cabang DD Jateng, Zaini Tafrikhan mengungkapkan, pihaknya sudah bekerja sama dengan kampus UIN Salatiga melalui pemberdayaan kantin kontainer ini sejak 2016 silam.
Dalam perjalanannya, memang sempat vakum hampir dua tahun akibat pandemi Covid-19 pada pertengahan 2020. Dan baru dibuka kembali pada akhir 2022 setelah pandemi relatif terkendali.
“Kantin kontainer ini masih menggeliat sampai hari ini,” ungkapnya, di sela kunjungan rombongan jurnalis bersama DD Jateng, di kampus UIN Salatiga, Kota Salatiga.
Zaini menjelaskan, dari sejarahnya, kantin kontainer UIN Salatiga memang program yang digulirkan DD untuk beasiswa. Program ini tidak diberikan secara tunai, tetapi diberikan dalam bentuk bantuan pemberdayaan dengan melatih kemampuan kewirausahaan mahasiswa.
Sehingga mahasiswa tidak menerima uangnya, tetapi menerima manfaatnya dari pengelolaan kantin kontainer ini. Dalam pelaksanaannya, tiap dua tahun penerima manfaat beasiswa ini diregenerasi.
“Tujuannya untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa kurang mampu lainnya dan mahasiswa yang telah mendapatkan manfaat sebelumnya, sudah bisa mandiri untuk mengelola usaha sendiri,” kata dia.
Pengelolaan kantin kontainer, lanjut Zaini, diserahkan sepenuhnya kepada mahasiswa. Baik pendapatan, bagi hasil, hingga penghasilannya (gaji pokok) mereka yang terlibat dalam pengelolaan.
Program kolaborasi DD dengan UIN Salatiga dalam mengelola secara produktif ZIS melalui kantin kontainer masih berjalan dan hasil dari pengelolaannya langsung dimanfaatkan untuk kegiatan produktif di tempat lain.
“Insya Allah, keberhasilan kolaborasi kantin kontainer di UIN Salatiga ini juga akan direplikasi di UIN Walisongo Semarang juga berkolaborasi dengan DD Jateng pada Juli 2023 nanti,” tegasnya.
Wakil Dekan I Fakultas Dakwah UIN Salatiga, Achmad Maimun menambahkan, pada awal keberadaan kantin kontainer ini, pengelolaannya hanya mampu menghasilkan Rp 100 ribu per bulan per mahasiswa yang terlibat dalam pengelolaan.
Sekarang tiap pengelolanya mampu mendapatkan hasil Rp 900 ribu per bulan. “Itu pun sudah saving 2,5 persen dari hasil, 10 persen untuk pengembangan dan 2,5 persen untuk zakat,” jelas dia.
Tak hanya itu, kata Achmad Maimun, dari yang awalnya tidak ada meja dan kursi, sekarang dari pengelolaan kantin kontainer ini sudah ada penambahan meja dan kursi. Semua dari hasil pengembangan pengelolaan oleh mahasiswa.
Terkait regenerasi penerima manfaat, ia mengungkapkan, mahasiswa yang sudah bisa mandiri akan bisa membuka usaha di gedung lain di lingkungan kampus untuk mengaplikasikan kemampuan kewirausahaannya.
“Alhamdulillah, ini semua sudah berjalan dana mahasiswa yang sebelumnya mengelola kantin kontainer ini sudah bisa mendiri,” ungkapnya.
Selain kantin kontainer dari DD, sekarang mahasiswa Fakultas Dakwah mengembangkan dengan mengelola foodtruck yang lebih mobile. “Selain fleksibel operasionalnya dan tidak terbatas di lingkungan kampus saja,” kata dia lagi.
Busro Mustofa, koordinator pengelola Kantin Kontainer UIN Salatiga mengungkapkan, salah satu prinsip yang dikembangkan dalam pengelolaan adalah kantin dari mahasiswa untuk mahasiswa.
Karena yang mendapatkan manfaat dari kantin kontainer ini bukan hanya pengelola saja, namun juga mahasiswa yang lain. “Seperti makanan dan minuman yang ada di kantin kontainer ini dibuat oleh mahasiswa sendiri,” jelasnya.