REJOGJA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Islam Indonesia (UII) mengukuhkan Profesor Bidang Ilmu Studio Perancangan Arsitektur, Sugini, dan Profesor Bidang Ilmu Teknik Lingkungan, Widodo Brontowiyono, Jumat (19/5/2023). Pengukuhan profesor dilakukan dalam Rapat Terbuka Senat Universitas Islam Indonesia (UII) di Auditorium KH Abdulkahar Mudzakkir, UII, Sleman.
Dalam pidato pengukuhan profesor hari ini, Widodo menyampaikan pidatonya berjudul Ekospiritualisme, Ekomultikulturalisme, dan Pencapaian SDG's di Indonesia. Widodo mengatakan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) Lingkungan sangat diharapkan kontribusinya bagi pencapaian SDGs. Teknologi dapat dioptimalkan dalam perbaikan lingkungan.
"Pendekatan teknologi dapat dilakukan dalam upaya pencegahan polusi, produksi bersih, dan perbaikan sumbe rdaya. Sedangkan tujuan penggunaan teknologi lingkungan antara lain dapat digunakan dalam perlindungan kesehatan lingkungan, perlindungan ekosistem, dan restorasi ekosistem. Riset dan pengembangan teknologi lingkungan harus dilaksanakan lebih kuat guna mendukung tercapainya tujuan tersebut," kata Widodo.
Menurutnya pencapaian SDGs tidak bisa hanya mengandalkan iptek. Aspek paling fundamental yang dimiliki manusia adalah agama dan budaya. Dengan demikian pendekatan ekospritiualisme dan ekomultikulturalisme layak diperhatiakan penerapannya.
"Islam dan semua agama memiliki konsep aplikatif dalam melestarikan lingkungan dan menjalankan pembangunan. Semua budaya di Nusantara juga memiliki nilai-nilai yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan," ujarnya.
Widodo menambahkan, pendekatan ekospiritualisme dan ekomultikulturalisme selain menambah khasanah keilmuan aplikatif, juga diharapkan dapat menjadi bahan akademik bagi pengambil kebijakan. Strategi aktualisasi iptek lingkungan tidak akan berjalan optimal jika tidak dilakukan upaya praktis dan sistematis.
"Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin. Konsekuensi dan kewajibannya adalah mengaktualisasikan prinsip rahmatan lil ‘alamin sekaligus menggerakkan upaya-upaya menciptakan pembangunan berkelanjutan melalui pencapaian SDGs. UII sebagai kampus Islam senior di negeri ini memiliki tanggungjawab moral berada di garda terdepan memberikan teladan penerapan," tegas dia.
Widodo mengatakan beberapa ide praktis dapat dipertimbangkan untuk diterapkan. Misalnya, civitas akademika yang menggunakan transportasi rendah emisi diapresiasi secara khusus; penguatan program sinergi kampus kampung untuk mengembangkan peran bersama antara kampus dan kampung dalam pengelolaan sampah dan lingkungan pada umumnya.
Selanjutnya, penguatan penerapan green building, ekoefisiensi, dan energi ramah lingkungan, pengembangan fasilitas pemanenan air hujan, daur ulang air limbah; penguatan penggunaan botol air minum mandiri; maksimalisasi konsumsi makanan tanpa box.
Kemudian, tidak menyediakan konsumsi khusus Senin dan Kamis untuk mengurangi sampah makanan sekaligus sebagai gerakan puasa Senin Kamis; pelaksanaan pengajian atau ceramah tematik bertema lingkungan dan budaya, serta pendidikan dan pelatihan bagi da’i terkait materi ekospiritualisme dan multikulturalisme.