REJOGJA.CO.ID, SLEMAN -- Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sleman, Khamidah Yuliati, mengatakan angka penularan Covid-19 di Sleman diketahui fluktuatif sejak Januari 2023 lalu. Namun demikian jumlah kasus covid Sleman terbanyak di DIY.
"Covid saat ini sebenarnya fluktuatif ya naik turun dari sejak Januari yang diungkapkan Pak Presiden itu akan naik, itu memang ada kenaikan. Tapi naik-turun naik turun, tapi Sleman memang selalu berada di ranking pertama, maksudnya kenaikannya, dari DIY dari lima kabupaten kota," kata Yuli kepada wartawan.
Yuli mengungkapkan per tanggal 3, dinas DIY menginformasikan ada penambahan sekitar 12 kasus dari sebelumnya hanya lima kasus. Menurutnya tingginya kasus Covid-19 di Sleman lantaran mobilitas masyarakat yang cukup tinggi.
"Sleman kan mobilitasnya tinggi, penduduknya paling banyak, gitu. Itu mungkin yang memengaruhi juga kenaikan angka covidnya," ungkapnya.
Yuli menuturkan kasus covid di Sleman per harinya rata-rata di bawah 10 kasus. Dari kasus yang ditemukan, dirinya tak bisa memastikan ada tidaknya varian baru Arcturus.
"Varian baru memang di labnya memang tidak diperiksa, jadi itu kan sebenarnya kewajibannya yang mengirim itu dari RS atau dari Dinkes DIY. Artinya dari RS-RS itu nanti melaporkan ke DIY untuk dikirimkan, tetapi kan itu dikirimkannya juga harus ke Jakarta. Lab baru ada satu yang untuk varian baru Arcturus itu kan? Itu tidak terdeteksi di sini karena memang juga tidak dilakukan," jelasnya.
Terkait vaksin, Yuli ketersediaan vaksin sampai saat ini masih kosong. Kekosongan stok vaksin tidak hanya di Sleman tetapi juga hingga provinsi.
"Kondisi stok vaksin dari sejak mau Lebaran ya, banyak orang mau mudik dan nyari, tetapi vaksinnya kosong. Kosongnya dari pusat, sampai DIY ke kabupaten nggak ada vaksin lagi," kata dia.
Pihaknya tengah mengajukan 300 vial vaksin covid. Saat ini surat masih diproses di sekretaris Dinas Kesehatan Sleman. "Secepatnya ditandatangani," tegasnya.