REJOGJA.CO.ID, BOGOR -- Ganjar Pranowo resmi ditetapkan sebagai calon presiden 2024—2029 dari PDI Perjuangan pada Rapat DPP Partai ke-140 Diperluas Tiga Pilar, dengan agenda konsolidasi internal dan silaturahmi Idulfitri 1444 Hijriah di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat.
Direktur Eksekutif Algoritma, Aditya Perdana menilai, penetapan Ganjar ini tentu akan mengubah pemetaan politik dalam Pilpres 2024 mendatang. "Terutama, terkait dengan pembentukan koalisi yang melibatkan partai-partai pemerintahan dan partai-partai di luar pemerintahan," ujarnya, Jumat (21/4/2023).
PDIP yang sudah memiliki capres tentu akan menjadi magnet utama dalam pilpres mendatang dan akan mendorong koalisi lain merapat. Soal Ganjar, ia merasa, PDIP tentu memiliki pandangan rasional karena elektabilitas Ganjar memang sangat baik.
Bahkan, dalam beberapa tahun terakhir berdasarkan lembaga-lembaga survei. Ada dinamika yang terjadi untuk menentukan itu, namun ada pula peristiwa yang tentu menjadi pertimbangan serius soal karakter PDIP terkait Israel dan Piala Dunia U20.
Di sisi lain, ia juga berpandangan, penetapan ini menunjukkan soliditas PDIP. "Peristiwa hari ini telah membuktikan PDIP sebagai partai memiliki kesolidan organisasi yang baik, dengan ditunjukkan bagaimana Ibu Mega dan Pak Jokowi duduk bersama dalam menyampaikan penetapan tersebut," kata Aditya.
Hal ini tentu menjawab keraguan ada perbedaan pandangan dalam penetapan capres. Apalagi, penyampaian penetapan ini dilakukan secara terbuka kepada publik dan berpeluang mendapatkan reaksi publik yang positif terhadap internal partai.
Dosen Ilmu Politik FISIP Universitas Indonesia ini menambahkan, semua itu telah menunjukkan sisi positif dari penilaian PDIP terhadap Ganjar Pranowo. Yang mana, akan berdampak kepada peningkatan suara PDIP nanti dalam Pilpres 2024 mendatang.
"Konstelasi akan terus menarik diperbincangkan nantinya, terutama dalam penentuan cawapres yang akan didorong oleh PDIP," ujar Aditya.