REJOGJA.CO.ID, MALANG -- Perkembangan sistem kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) kini semakin canggih dan berkembang pesat. Tak mau ketinggalan dengan perkembangan teknologi mutakhir itu, Program Studi (Prodi) Informatika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bersama Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) UMM serta perusahaan IT asal Belanda, NOVO, tengah mengembangkan aplikasi belajar mengaji berbasis AI.
Ketua tim pengembangan, Aminudin menjelaskan, aplikasi Ngaji.AI ini sudah dibuat oleh NOVO dan sudah dirilis di Google Playstore oleh cabang NOVO Indonesia Belajar. Sayangnya, deteksi ketepatan pelafalan baca Alquran hanya memiliki akurasi yang terbatas. "Oleh karenanya, NOVO menggaet Kampus Putih UMM sebagai mitra untuk mengembangkannya menjadi lebih baik," katanya.
Menurut dia, aplikasi Ngaji.AI masih dalam tahap pembelajaran dasar Alquran. Namun masih terus dikembangkan dengan mengumpulkan berbagai dataset. Dia menargetkan akan ada banyak improvisasi hingga tingkat tahsin dan tahfiz.
Lebih lanjut, aplikasi tersebut dikembangkan menggunakan teknik Automatic Speech Recognition (ASR). Teknologi ini memungkinkan suatu perangkat untuk mengenali dan memahami kata-kata yang diucapkan dengan cara digitalisasi kata.
Kemudian juga dengan mencocokkan sinyal digital tersebut melalui suatu pola tertentu yang tersimpan dalam suatu perangkat. Di sisi lain, dia mengungkapkan, mengumpulkan dataset dari beberapa rekaman guru mengaji membutuhkan waktu yang cukup lama.
Hal tersebut jadi tantangan dalam pengembangan aplikasi ini. Belum lagi jumlah metode pembelajaran membaca Alquran yang ada juga cukup banyak.
"Selain itu, aplikasi ini juga dikembangkan agar adaptif untuk segala usia. Kami juga melakukan rekaman dengan bacaan anak-anak,” jelas Aminudin.
Dosen sekaligus kepala Divisi Sistem Informasi Biro Infokom UMM itu menyampaikan alasan besar dikembangkannya aplikasi. Menurut dia Ngaji.AI bertujuan untuk membantu orang-orang yang merasa dirinya telat belajar Alquran dan ingin belajar secara mandiri.
Berdasarkan survei yang timnya dan NOVO lakukan, lebih dari 90 persen populasi Muslim di Indonesia memiliki inisiatif untuk belajar mengaji. Aplikasi ini dikembangkan agar mampu mendeteksi cara membaca Alquran dari berbagai logat dengan kemampuan AI.
Agar mendapatkan hasil aplikasi yang sesuai standar, pihaknya juga berkolaborasi dengan beberapa dosen dari Fakultas Agama Islam (FAI) UMM.
Terakhir, Aminudin berharap agar aplikasi ini nantinya bisa bermanfaat bagi orang tua yang ingin mengajarkan Alquran pada anaknya. "Pun bagi mereka yang ingin mendalami dan belajar membaca Alquran secara mandiri," ujar dia.