REJOGJA.CO.ID, SLEMAN -- Pandemi Covid-19 yang menghantam Indonesia sejak awal 2020 ikut memengaruhi aktivitas di masjid kampus. Ketua Harian Masjid Kampus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Al Mujahidin, Amin, membenarkan hal tersebut. Tak banyak jamaah yang datang untuk shalat berjamaah ketika masih pandemi.
"Berkaca dari dua tahun waktu kita pandemi memang otomatis untuk jamaah yang hadir ke masjid kan yang pertama dibatasi kan oleh pemerintah. Karena Covid-19 juga kesehatan juga yang otomatis untuk kehadiran jamaah itu berkurang dari mulai zuhur, ashar, bahkan kita untuk jangka pembelajaran kan zuhur dan ashar ya, itu sepi," kata Amin kepada Republika, Kamis (16/3/2023).
Namun saat ini ketika situasi perlahan membaik, mahasiswa berangsur-angsur mulai kembali meramaikan masjid. Dulu ketika pandemi, hanya tiga shaf yang terisi. "Alhamdulilah sekarang bisa lima shaf, enam shaf, itu untuk yang putranya atau yang ikhwannya. Kalau yang akhwat (perempuan-Red) di belakangnya itu bisa sampai full jamaahnya," ujarnya.
Kegiatan shalat berjamaah biasanya ramai saat Zuhur dan Ashar. Hal tersebut karena kondisi mahasiswa yang sedang berkegiatan di kampus pada jam-jam tersebut. "Zuhur karena banyak civitas akademika. Pegawai biasanya zuhur-ashar ramai," ucapnya.
Selain itu, Masjid Al-Mujahidin rutin menggelar kajian tiap Senin-Kamis yang diberi nama Kajian Lepas Maghrib (Kalam). Kajian dilakukan setelah Maghrib dengan harapan bisa diikuti mahasiswa setelah kegiatan kuliah atau berkegiatan di organisasi.
"Kalau sore kan mahasiswa mereka kebanyakan organisasi atau kerja kelompok. Kalau dilihat dan menimbang-nimbang itu lebih baik setelah Maghrib sampai isya. Biasanya kan selo itu mahasiswa, bisa lah meluangkan waktunya satu jam untuk kajian, setelah Isya kan biasanya mereka juga belajar atau rapat," terangnya.
Selain berupa kajian, Masjid Al Mujahidin juga memberikan pelayanan bekam gratis setiap hari Jumat. Bekam dilakukan oleh mahasiswa yang sebelumnya telah mengikuti pelatihan. "Bagi mahasiswa maupun jemaah umum yang mau silakan, ikhwan ada akhwat juga ada," ungkapnya.
Amin pun mengajak mahasiswa meramaikan kembali kegiatan di masjid. Selain tempat untuk shalat, masjid bisa digunakan sebagai wadah untuk sama-sama belajar. "Apalagi dulu Rasulullah memulai suatu peradaban dari masjid membangun masjid," ucapnya.