REJOGJA.CO.ID, SURABAYA -- Perusahaan Daerah (PD) Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Surabaya berkomitmen menjaga kualitas daging sapi untuk masyarakat, terutama jelang Ramadhan. Komitmen itu diwujudkan dalam bentuk papan tulisan, pada setiap pedagang daging sapi di pasar.
Papan tulisan tersebut sebagai tanda mitra antara PD RPH dengan pedagang pasar. "Tujuannya, agar warga Surabaya tidak terjebak ketika membeli daging sapi, ternyata daging yang dibeli tidak berkualitas," kata Dirut PD RPH Kota Surabaya, Fajar A Isnugroho, Rabu (8/3/2023).
Ia memastikan, pedagang pasar yang sudah mendapatkan papan tersebut, daging yang dijual telah tersertifikasi halal, dan terpenuhi syarat kesehatan dari Pusat Veteriner Farma (Pusvetma). Alasan memasang papan tulisan itu, agar warga tidak salah memilih ketika akan membeli daging sapi.
Sebab, masih ada beberapa pedagang daging di pasar yang disuplai dari luar RPH. "Maka dari itu, kami bergerak cepat memberikan papan itu untuk menjamin kualitas daging sapi di Surabaya. Kita berikan papan itu gratis, sehingga masyarakat tahu, pedagang mana saja yang mengambil daging sapi dari RPH, mana yang bukan," ujarnya.
Fajar juga memastikan, pedagang yang mengambil dari RPH Surabaya tidak bercampur dengan daging sapi dari luar. Sehingga, ketika masyarakat membeli daging sapi di pasar dipastikan tidak keliru memilih, karena dibedakan.
"Kami sudah mendata sejak Desember 2022 lalu, sekaligus memberikan papan tersebut. Untuk memastikan daging sapi yang dijual itu berasal dari RPH, sejauh ini sudah ada 50 pedagang yang sudah terpampang berpapan dari RPH, dan akan terus bertambah," kata dia.
Fajar menjamin, daging sapi yang diambil dari RPH Surabaya harganya stabil. Untuk ketersedian stok daging sapi, RPH Surabaya menyediakan daging segar dingin sebanyak 8-10 ton. Ketersediaan stok itu, juga untuk mengantisipasi kenaikan harga daging sapi menjelang ramadan.
"Biasanya, 10 hari menjelang Lebaran itu akan ada permintaan daging yang tinggi. Maka dari itu, tugas RPH memastikan stok hewannya cukup, sehingga daging yang beredar di masyarakat tidak sampai kurang, karena itu yang membuat harganya stabil," jelasnya.