Rabu 30 Jul 2025 14:49 WIB

Lewat Mural, Komunitas Perupa Kampung Ratmakan Yogyakarta Ekspresikan Kepedulian terhadap Polri

Mereka memakai ikon Gajah Mada sebagai simbol memori kolektif era kejayaan Nusantara.

Red: Fernan Rahadi
Komunitas Perupa Kampung Ratmakan Yogyakarta mengekspresikan kepedulian terhadap Polri melalui seni lukis mural.
Foto: dokpri
Komunitas Perupa Kampung Ratmakan Yogyakarta mengekspresikan kepedulian terhadap Polri melalui seni lukis mural.

REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Seni lukis mural sering dianggap menjadi media untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat maupun pemerintah yang dibalut dalam sebuah karya seni. Hal itulah yang coba dilakukan oleh komunitas perupa Kampung Ratmakan dengan menuangkan ide dan imajinasinya ditembok sepanjang 10 meter di sepanjang Jalan Suryotomo Yogyakarta.

Aksi mural tersebut lahir atas dasar kecintaan dan kepedulian Komunitas Perupa Kampung Ratmakan terhadap Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) yang didukung penuh oleh Ketua RW Kampung Wisata Ratmakan Yogyakarta, Argo, yang menyampaikan bahwa mural tidak selalu berkonotasi negatif.

"Kami dari Komunitas Perupa Kampung Ratmakan mencintai dan mendukung kepolisian dengan sebuah gambaran atau analogi bahwa gambar Maha Patih Gajah Mada adalah tokoh sentral dalam masa kejayaan Nusantara, yang menjadi cikal bakal terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain peran strategisnya sebagai Mahapatih, ia juga dikenal sebagai pencetus Pasukan Bhayangkara, pasukan elite yang bertugas melindungi raja, menjaga kerajaan, serta menciptakan ketertiban dan ketenteraman. Nama Bhayangkara sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti penjaga, pengawal, atau pelindung keselamatan," katanya dalam siaran pers, Rabu (30/7/2025).

Semangat Bhayangkara yang hari ini coba diwarisi oleh Polri dalam realitasnya saat ini institusi Polri ditengah beratnya beban tugas dan tanggung jawabnya dalam menjaga keamanan serta melayani masyarakat juga menghadapi tantangan permasalahan internal.

"Hal ini dapat berpotensi menjauhkan dari semangat awal Bhayangkara, banyak anggota kepolisian yang kini justru menjadi pelaku pelanggaran hukum dan ketidaktertiban, alih-alih menjadi penjaga hukum, ketertiban, dan hak-hak sipil rakyat," katanya.

Merespons situasi tersebut maka kelompok masyarakat sipil dari komunitas perupa Kampung Ratmakan menyampaikan kritik sebagai bentuk kecintaan mereka pada Polri lewat karya seni visual. Mereka menggunakan ikon Gajah Mada sebagai simbol memori kolektif terhadap era kejayaan Nusantara dan semangat asli Bhayangkara.

Dalam karya tersebut, Gajah Mada divisualisasikan keluar dari dinding dengan tangan kanan memegang logo Tribrata sebagai simbol keprihatinan atas kondisi Polri saat ini. Tindakan tersebut menggambarkan keinginan agar Tribrata sebagai simbol nilai luhur kepolisian dapat kembali disepuhkan, dibersihkan, dan bersinar kembali.

"Sementara tangan kirinya digambarkan sedang membersihkan oknum-oknum kepolisian yang merusak citra institusi tersebut," katanya.

Sementara itu pernyataan serupa juga disampaiakan oleh tokoh akademis yakni Kepala Pusat Studi Pancasila UGM, Dr Agus Wahyudi yang menyatakan apa yang dilakukan dari komunitas seni lukis Yogyakarta Kampung Ratmakan ini adalah wujud kepedulian serta apresiasi kinerja kepolisan dari para seniman kepada di wilayah Yogyakarta. Tidak hanya sekedar memberi pesan, Agus Wahyudi juga mengungkapkan bahwa patut diingat pisahnya Polri dari ABRI merupakan hasil kerja dari masyarakat sipil dengan agenda reformasinya sehingga dimasa sekarang maka kita sebagai masyarakat sipil punya hak untuk mengontrol kepolisian agar kedepan Polri semakin menjadi lebih baik dan dicintai oleh rakyat.

"Oleh sebab itu maka diharapkan kepolisian dan masyarakat sipil menjadi mitra dimana dalam hubungannya masyarakat boleh menyampaikan kritik tentunya bukan hanya kritik namun disertai dg saran dan solusi, sebaliknya polri pun juga harus terus menjaga komitmennya utk terus berbenah sehingga harapan kami kedepan polri semakian profesional dan dicintai masyarakat, dukungan kami terhadap polri kami ekspresikan dalam bentuk seni mural," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement