Respons Pengunjung
Arsya (25 tahun) adalah salah satu pengunjung Pameran Lukisan Bung Karno yang digelar di Gedung Oudetrap, Kota Lama. Dia mengaku baru pertama kali datang ke sebuah pameran yang khusus menampilkan sosok Sukarno.
"Walaupun saya enggak ngerti-ngerti banget soal lukisan, tapi saya menikmati pameran ini," katanya ketika diwawancara Republika.
Arsya menilai, meski figur yang dilukis hanya satu, yakni Sukarno, namun dia tetap merasakan keberagaman. "Soalnya mereka (para pelukis) cara ngelukisnya beda-beda," ucapnya.
Dia sepakat jika pameran lukisan bertema sejarah rutin digelar di ruang-ruang publik. Menurutnya hal tersebut akan menjadi media bagi masyarakat, khususnya remaja, untuk belajar sejarah dengan cara yang lebih santai.
Pendapat hampir serupa disampaikan Nia (23), warga Semarang Timur. Dia mengaku baru pertama kali datang ke pameran lukisan yang khusus menampilkan sosok Sukarno. Informasi soal pameran tersebut diperolehnya lewat media sosial.
"Pamerannya lumayan seru karena belum pernah yang seperti ini sebelumnya," ujarnya.
Nia mengaku tidak begitu dalam mengetahui sejarah Sukarno. "Belajar (tentang) Sukarno pas dulu di sekolah saja. Yang saya tahu, dia Bapak Proklamator dan fasih ngomong pakai beberapa bahasa," katanya.
Menurut Nia, Pameran Lukisan Bung Karno bisa memberikan pengetahuan-pengetahuan baru soal Presiden RI ke-1 tersebut. "Karena selain lukisan, tadi juga ada foto-foto arsip yang menampilkan dan menjelaskan beberapa momen bersejarah Bung Karno.