Jumat 27 Jun 2025 20:31 WIB

Menteri P2MI: Bekerja di Luar Negeri Lebih Baik daripada di Indonesia

Selain menawarkan gaji yang lebih tinggi juga bisa meningkatkan keterampilan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Karta Raharja Ucu
Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding memberikan kuliah umum di Universitas AMNI Semarang, Jawa Tengah, Kamis (26/6/2025).
Foto: Kamran Dikarma/ Republika
Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding memberikan kuliah umum di Universitas AMNI Semarang, Jawa Tengah, Kamis (26/6/2025).

REJOGJA.CO.ID, SEMARANG -- Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding mendorong masyarakat Indonesia untuk bekerja di luar negeri. Menurutnya, bekerja di luar negeri menawarkan berbagai keuntungan, salah satunya pendapatan yang lebih besar. 

"Menurut saya, hari ini adalah pilihan terbaik, mohon maaf dengan segala hormat, bekerja di dalam negeri jauh lebih baik di luar negeri," kata Karding ketika memberi kuliah umum di di Universitas Maritim AMNI Semarang, Jawa Tengah, Kamis (26/6/2025). 

Karena berbicara di depan para taruna, Karding memberi contoh jika mereka bekerja sebagai awak kapal di luar negeri. Karding mengungkapkan, mengacu pada ILO Joint Maritime Commission, gaji pelaut terendah pada 2026 adalah sekitar 690 dolar AS atau setara Rp 11,2 juta per bulan.

"Ini yang terendah, bukan kapten, bukan chef, bukan mekanik, Rp 11,2 juta, standar internasional," ucapnya. 

Jika dibandingkan dengan UMK Semarang yang hanya Rp 3,2 juta, Karding mengatakan upah yang diperoleh jika bekerja sebagai awak kapal di luar negeri lebih besar. "Anda kalau bekerja di Semarang, harus bekerja 3,5 bulan baru dapat (upah setara) satu bulan sebagai awak kapal dengan jabatan terendah," ujarnya. 

"Jadi adik-adik sekalian, masa depan Anda ini cerah asal mau bekerja di luar negeri," tambah Karding. 

Dia mengatakan, selain pendapatan, bekerja di luar negeri juga menawarkan sejumlah keuntungan lainnya. "Kita akan ketemu budaya baru, gaya hidup baru, model hidup baru, cara bekerja yang baru. Itu yang disebut transfer of knowledge," ucapnya. 

Menurutnya, ketika bekerja di luar negeri, akan diperoleh keterampilan baru. "Akan ada transfer skill. Mohon maaf ya, standar profesional kita bekerja, standar disiplin bekerja, kita bandingkan dengan orang-orang Eropa, Jepang, mohon maaf kita kalah. Begitu kita kerja di luar, kita akan terdidik dan terbiasa dengan pola kerja mereka," kata Karding. 

Dia menjelaskan, potensi devisa dari PMI pada 2024 nilainya mencapai Rp 253,3 triliun. Karding menyebut, angka tersebut terbesar kedua setelah migas. 

Saat ini terdapat setidaknya 8 juta PMI, mencakup mereka yang legal dan ilegal. "Kita mendapatkan Rp 253,3 triliun itu baru dari 297 ribu orang. Sementara permintaan pekerjaan dari luar negeri dari berbagai negara totalnya 1,5 juta. Baru diisi 297 ribu, artinya masih ada 1,2 juta sekian," ucap Karding. 

Karena itu, dia menilai bekerja di luar negeri dapat dikategorikan sebagai pilihan terbaik. Kendati demikian, Karding mengingatkan bahwa jika hendak bekerja di luar negeri, pastikan melalui prosedur yang legal.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement