Selasa 20 May 2025 09:05 WIB

Bisnis Digital Printing Diproyeksikan Tumbuh, Jogja Printing Expo Digelar Perdana di Yogyakarta

PPGI meyakini potensi industri grafika ke depan masih sangat besar.

Red: Fernan Rahadi
CEO Krista Exhibitions, Daud D. Salim (berbicara, tengah) saat menyampaikan paparan dalam konferensi pers Jogja Printing Expo 2025 di Hotel Grand Rohan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (19/5/2025).
Foto: Republika/Fernan Rahadi
CEO Krista Exhibitions, Daud D. Salim (berbicara, tengah) saat menyampaikan paparan dalam konferensi pers Jogja Printing Expo 2025 di Hotel Grand Rohan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (19/5/2025).

REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA --  Bisnis digital printing secara global diproyeksikan tumbuh sebesar 9–12 persen setiap tahun hingga 2030, dengan nilai pasar yang mencapai 25 miliar dolar AS pada tahun 2025. Pertumbuhan ini ditopang oleh meningkatnya permintaan dari berbagai sektor, seperti tekstil, kemasan, dan percetakan komersial.

Tekstil printing, misalnya, diperkirakan tumbuh hingga 15 persen pada tahun ini, seiring melonjaknya tren fesyen berbasis desain digital. Sektor kemasan juga menunjukkan performa kuat dngan lonjakan hingga 20 persen, terutama karena meningkatnya permintaan akan kemasan yang personal dan unik di industri e-commerce. Sementara itu, iklan luar rang masih mencatat pertumbuhan stabil 7–8 persen, meski mulai bersaing dengan teknologi digital signage. Fenomena ini menunjukkan bahwa industri percetakan khususnya digital printing semakin relevan dalam ekosistem industri kreatif dan manufaktur, termasuk di wilayah seperti Jawa Tengah dan Yogyakarta yang memiliki potensi besar sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di industri percetakan ini.

Untuk mendukung pertumbuhan industri percetakan nasional, Krista Exhibitions menyelenggarakan Jogja Printing Expo 2025 yaitu pameran industri percetakan pertama yang diselenggarakan di Yogyakarta. Pameran ini akan berlangsung pada 21–24 Mei 2025 di Jogja Expo Center (JEC), menjadi momentum strategis bagi para pelaku industri untuk menampilkan transformasi dan kemajuan teknologi yang membentuk masa depan industri percetakan di Indonesia. Pameran ini diselenggarakan secara bersamaan dengan Jogja Food & Beverage Expo, Jogja Pack & Process Expo, dan Jogja All Tea Expo 2025. Sinergi keempat pameran ini menciptakan sebuah ekosistem industri yang saling terhubung mulai dari percetakan, pengemasan, makanan dan minuman, hingga sektor minuman teh yang membuka peluang kolaborasi antar sektor serta memperluas jaringan bisnis lintas industri.

"Jogja Printing Expo 2025 akan menampilkan berbagai inovasi terbaru di bidang

digital printing, mesin cetak industri, teknologi finishing, hingga solusi percetakan

berkelanjutan. Pameran ini dirancang sebagai platform strategis bagi pelaku usaha,

UMKM, desainer grafis, penerbit, rumah produksi, hingga institusi pendidikan untuk

menjelajahi teknologi terkini, membangun kemitraan bisnis, dan memahami tren

global dalam industri percetakan," kata CEO Krista Exhibitions, Daud D. Salim, dalam konferensi pers di Yogyakarta, Senin (19/5/2025).

Daud menambahkan bahwa Jogja Printing Expo 2025 merupakan momentum penting bagi perkembangan industri percetakan di Yogyakarta. Diikuti oleh 27 peserta, di antaranya 10 UMKM dari industri percetakan. Selama empat hari penyelenggaraan, Jogja Printing Expo menargetkan kehadiran hingga 12 ribu pengunjung, pameran ini menjadi platform strategis untuk menampilkan inovasi teknologi terkini sekaligus memperkuat sinergi antar sektor industri. Kolaborasi dengan Jogja Food & Beverage Expo, Jogja Pack & Process Expo, dan Jogja All Tea Expo memperluas peluang bisnis lintas industri dan mendukung pertumbuhan ekosistem kreatif yang berkelanjutan.

"Kami percaya pameran ini akan mendorong kemajuan industri percetakan nasional serta memperkuat posisi Yogyakarta sebagai pusat inovasi industri kreatif “ ungkap Daud.

Selama pameran berlangsung, berbagai seminar menarik digelar seperti PPGI

(Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia) mengajak peserta menyelami dua topik

kunci: “Prospek Bisnis Industri Berbahan Baku Kertas” dan “Prospek Bisnis Industri

Kemasan”, mengulas dinamika rantai pasok serta inovasi produk dalam cetak modern

yang terus berkembang. Sementara itu, HIPPI (Himpunan Pengusaha Pribumi

Indonesia) mengangkat tema “Peluang dan Tantangan UMKM di Era Artificial

Intelligence”.Menutup rangkaian seminar, Printpack Magazine menyajikan wawasan

mendalam lewat sesi “Bringing Smarter Future for Printing Packaging Products”,

membedah tren dan teknologi cetak kemasan masa depan yang siap bersaing di

kancah global.

Lebih dari sekadar seminar, Jogja Printing Expo 2025 menghadirkan program

Business Matching yang menghubungkan pelaku usaha, pemilik brand, penyedia

teknologi, dan calon mitra bisnis potensial. Pertemuan yang dikurasi secara

profesional ini menjadi momentum strategis untuk membangun kerja sama baru,

memperluas jaringan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor grafika dan

manufaktur kreatif. Seminar dan business matching ini menjadi wadah penting untuk

mendukung industri percetakan dan pengemasan yang berkelanjutan dan adaptif,

Kesuksesan pameran makanan Jogja Printing Expo 2025 tidak lepas dari

dukungan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Pemerintah Kota

Yogyakarta, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, Kementerian Perdagangan

Republik Indonesia, Kamar Dagang Industri (KADIN) Indonesia, KADIN Daerah

Istimewa Yogyakarta, Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGII),

Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI), Asosiasi Pengusaha Ritel

Indonesia (APRINDO), Jogja Chinese Art & Culture Center (JCACC), Paguyuban

Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI), Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia

(HIPPI) DIY.

Hadirnya Jogja Printing Expo 2025 ini mendapatkan sambutan dari Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI). Ketua Umum PPGI, Ahmad Mughira Nurhani menyambut gembira pameran percetakan yang digelar untuk pertama kalinya di Yogyakarta ini. Ia pun berharap pameran Jogja Printing Expo akan menjadi salah satu pameran terbesar di Yogyakarta mengingat potensi pertumbuhan ekonomi di DIY dan Jawa Tengah.

Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi DIY pada tahun 2025, seperti diperkirakan Bank Indonesia (BI) Perwakilan DIY, berada pada kisaran 4,7 persen sampai 5,5 persen pada 2025. Pertumbuhan ini mencerminkan optimisme atas peningkatan konsumsi rumah tangga, investasi, dan penguatan sektor industri pengolahan. Sebagai salah satu sektor penunjang industri manufaktur dan kreatif, industri percetakan di DIY diprediksi akan ikut terdampak positif dari pergerakan ekonomi yang stabil dan terus bertumbuh ini.

"Industri percetakan tak bisa lepas dari perkembangan ekonomi. Oleh karena itu industri ini harus memperoleh perlindungan dari pemerintah. 

Sementara itu, Ketua PPGI DPD Yogyakarta, Roni Sugiarto, mengakui industri grafika di DIY pada beberapa tahun terakhir mengalami penurunan. Akan tetapi ia yakin potensi industri ini ke depan masih sangat besar. 

"Apalagi jika nantinya pemerintah kembali membuat regulasi memperbanyak kembali buku-buku cetak di sekolah. Hal itu akan menjadi angin segar untuk industri percetakan," kata Roni.

Hal itu juga disepakati Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY, Yuna Pancawati. Menurut Yuna, potensi industri percetakan masih luar biasa.

"Apalagi saat ini kemasan makanan belum banyak yang bagus. Padahal permintaan masyarakat akan makanan kemasan sangat tinggi. Ini menjadi peluang bagus bagi perusahaan percetakan di DIY," tutur Yuna.

Selain itu indusri tekstil di DIY merupakan salah satu sektor strategis dalam perekonomian daerah. Yuna memaparkan, ekspor produk tekstil DIY menempati urutan pertama sebagai penyumbang terbesar dari 11,8 persen industri pengolahan untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DIY. "Hal ini menjadi peluang bagi industri jasa cetak digital untuk tekstil," katanya menambahkan.

 

 

 

industri percetakan dalam dunia bisnis sangat penting. sebeum era digital percetak menjadi salah satu peralatan dan media informasi. dengan semakin berkembangnya hari ini, foto flyer brosur akan ada 27 peserta dan saya merasa lebih banyak lagi 2025 sangat berhasil dalam penyelenggaraan jpe. banyak perusahaan percetakan yang ikut serta

bisnis yang banyak dijalani oleh setiap orang

industri percetakan mengalami tantangan setelah berkembnagnya bisnis digital.

978 inydstri percetakan, mikro 75 persen 736 unit di empat kabupaten/kota

permintaan

2021 58,5 juta dolar AS

kenapa di jogja? gppe

permintaan paling besar

apakah ada pertambahan jumlah unit usaha

SD-SMP

jangan disuruh baca digital, belajar menulis agar rajin baca buku2 cetak

di finlandia, jepang sendiri

belum mnargetkan jumlah transaksi dari 31 tahun pameran printing di jakarta

ke-28 kali pameran internasional

cetak industri di atas buku tlis tekstil, ke sana

hampir pserrta ada targetjogja expo enter bagi pemasukan yag luar basa

all print 2024

skala bulannotkober jauh lebih lengkap

perwakilan perusahaan di indonesia

tahun depan akan sendiri

tahun lalu pemilu, kaos, surat suara 1,2 miliar

untukjogja di bidang kemasan modelnya bermacam2 dan sangat bagus dengna adanya mesin2 digital.

 

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement