REJOGJA.CO.ID, DEMAK -- Dua tanggul Sungai Tuntang yang berlokasi di Desa Karangrejo dan Desa Kembangan, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Jateng), jebol pada Ahad (18/5/2025) malam. Hal itu menyebabkan ratusan rumah warga, termasuk 175 hektare lahan pertanian, terimbas banjir.
"Yang Jebol di tanggul kanan Sungai Tuntang di Desa Karangrejo dan Kembangan, Kecamatan Bonang. Air menggenang ke rumah warga dan pertanian," ungkap Kabid Kedaruratan, Logistik, dan Peralatan BPBD Demak, Suprapto, ketika dikonfirmasi, Senin (19/5/2025).
Dia menjelaskan, pada Ahad malam kemarin, panjang tanggul jebol hanya dua hingga tiga meter. "Tapi sekarang sekarang sudah 10 sampai 15 (meter). Ada yang sampai 20 meter, karena ada jebolan tiga titik ini," ujarnya.
Menurut Suprapto, tanggul jebol dipicu naiknya debit air akibat hujan lebat. "Ya, ini karena hujan lebat di wilayah Salatiga, karena Salatiga larinya pembuangannya kan lewat sungai. Demak panas pun, kalau Ungaran, Salatiga, hujan, Demak bisa juga terjadi banjir," ucapnya.
Dia menyebut, saat ini ketinggian banjir di permukiman warga antara 10 hingga 40 sentimeter. Selain Desa Karangrejo dan Desa Kembangan, terdapat lima desa lainnya yang terdampak banjir yakni Desa Ploso di Kecamatan Karangtengah, Desa Lempuyang di Kecamatan Wonosalam, Desa Sidoharjo dan Desa Trimulyo di Kecamatan Guntur, serta Desa Mintreng di Kecamatan Kebonagung.
"Kurang lebih 4.500-an," kata Suprapto ketika ditanya berapa jumlah warga terdampak akibat jebolnya dua tanggul di Desa Karangrejo dan Desa Kembangan.
Kendati demikian, dia mengungkapkan warga masih bertahan di rumah mereka masing-masing. Namun ada pula warga terdampak yang mengungsi ke rumah kerabatnya.
Sementara total luas lahan pertanian yang terdampak banjir mencapai 175 hektare. "Untuk Karangrejo 120 hektare. Itu termasuk sawah dan tambak," ujar Suprapto.
Dia mengatakan, saat ini Pemkab Demak belum menyalurkan bantuan logistik apapun untuk para warga terdampak. "Untuk logistik kami belum menggerakkan apapun, dari pemerintah kabupaten belum menggerakkan logistik apapun," ucapnya.
Suprapto mengungkapkan, pihaknya telah mengajukan permintaan pengerukan sedimentasi dan revitalisasi tanggul Sungai Tuntang. Namun hal itu nantinya akan diputuskan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).