Senin 17 Mar 2025 23:56 WIB

1.289 Hektare Sawah di Jateng Kebanjiran, Terancam Gagal Panen

Ratusan rumah di Kabupaten Pati terendam banjir akibat jebolnya tanggul Kali Widodare

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Karta Raharja Ucu
Kondisi tanaman padi yang terendam banjir di persawahan Desa Karangrowo, Undaan, Kudus, Jawa Tengah, Senin (10/2/2025). Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus mencatat sejak Januari 2025 sebanyak 1.032,125 hektare tanaman padi yang berusia 10 hari hingga usia sudah siap panen yang tersebar di empat kecamatan terendam banjir dan 438,10 hektare diantaranya mengalami puso atau gagal panen.
Foto: ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Kondisi tanaman padi yang terendam banjir di persawahan Desa Karangrowo, Undaan, Kudus, Jawa Tengah, Senin (10/2/2025). Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus mencatat sejak Januari 2025 sebanyak 1.032,125 hektare tanaman padi yang berusia 10 hari hingga usia sudah siap panen yang tersebar di empat kecamatan terendam banjir dan 438,10 hektare diantaranya mengalami puso atau gagal panen.

REJOGJA.CO.ID, SEMARANG -- Selama dua pekan, tepatnya 1-12 Maret 2025, lahan pertanian padi seluas 1.289,7 hektare di Jawa Tengah (Jateng) terimbas banjir. Lahan pertanian terdampak tersebar di beberapa daerah di provinsi tersebut.

"Lahan pertanian yang terkena banjir di Sragen 762 hektare, di Grobogan 216 hektare, di Demak 31,7 hektare, Pati 280 hektare," ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jateng Supriyanto usai menghadiri Rakor Forkopimda di Kantor Gubernur Jateng, Semarang, Senin (17/3/2025).

Pada Ahad (16/3/2025) lalu, ratusan rumah di Kabupaten Pati terendam banjir akibat jebolnya tanggul Kali Widodaren dan Kali Gandam. Namun Supriyanto mengaku belum menghitung apakah terdapat tambahan lahan pertanian padi yang terdampak banjir.

Supriyanto mengatakan, Pemprov Jateng akan memberikan bantuan kepada para petani yang lahannya terimbas banjir. Namun dia menyebut bantuan akan diberikan ketika banjir surut dan lahan terkait dipastikan mengalami gagal panen.

"Penanganannya kalau banjir terkait pertanian itu kan mesti kami tunggu statement puso (gagal panen). Kalau puso baru dibantu benih. Jadi kalo belum puso kita mesti nunggu seperti apa, biasanya nunggu tiga hari setelah surut, bukan setelah banjir," ucap Supriyanto.

Dia menambahkan, bentuk bantuan yang siap diberikan Pemprov Jateng salah satunya adalah benih. "Kalau yang lain sesuai kebutuhan. Kalau misalkan butuh alat untuk olah tanah ulang, ya kita siapkan. Apakah olah tanah saja atau daerah situ memang belum ada. Kalau belum ada kita usahakan," katanya.

Menurut Supriyanto, saat ini sebagian besar daerah di Jateng sudah memasuki masa panen padi. "Tapi sebagian di Grobogan panen yang Februari sudah pada tanam. Ada yang umur dua mingguan sampe 20 hari ada, tapi sebagian besar masa panen. Artinya di umur 90-100 hari, artinya sudah mulai bisa dipanen. Cuma kualitasnya turun karena dipanen duluan," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement