REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Meskipun telah bertransformasi dan mengganti nama perseroan dari PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) menjadi PT Bank SMBC Indonesia Tbk pada Agustus 2024 lalu, SMBC tetap aktif memberdayakan nasabah pensiunan melalui layanan kesehatan gratis dan pelatihan wirausaha. SMBC telah memberikan pelatihan usaha yang diikuti sebanyak 1 juta peserta dan layananan kesehatan dan lebih dari 100 ribu peserta pelatih sejak tahun 2012 hingga 2023.
"Khusus di wilayah Yogyakarta dan regional Jawa Tengah, SMBC Indonesia memberikan kesempatan kepada nasabah untuk dapat mengakses berbagai layanan kesehatan berupa konsultasi dan pemeriksaan kesehatan dasar dengan dokter dari Ikatan Dokter Indonesia, seminar online, serta telekonsultasi. Program Daya di regional Jawa Tengah telah diikuti oleh lebih dari 2.600 nasabah dari lebih dari 200 aktivitas di periode Januari-September tahun 2024," kata Communications and Daya Head SMBC Indonesia, Andrie Darusman, dalam acara Ramah Tamah SMBC Indonesia dengan Media di Yogyakarta, Rabu (19/11/2024).
Andrie memaparkan, SMBC Indonesia juga secara konsisten membawa pertumbuhan yang berarti bagi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia melalui solusi keuangan berkelanjutan dan inisiatif untuk mencapai target emisi nol bersih. Hingga akhir September 2024, SMBC Indonesia telah mengucurkan pembiayaan berkelanjutan sebesar Rp16,33 triliun, mencakup investasi hijau, pinjaman hijau, pendanaan terhadap UMKM.
"Semua inisiatif ini didesain untuk memenuhi berbagai kebutuhan nasabah, menegaskan komitmen SMBC Indonesia dalam mengembangkan bisnis secara berkelanjutan dan memberdayakan masyarakat untuk mencapai kehidupan yang lebih bermakna," kata Andrie.
Jenius terus perluas jangkauan
Sementara itu, Regional Head Jawa Tengah SMBC Indonesia, Yulias Effendi, mengungkapkan pionir bank digital Indonesia, Jenius, yang diluncurkan SMBC Indonesia pada tahun 2016 terus memperluas jangkauan dan penerimaan di kalangan masyarakat termasuk di Regional Jawa Tengah. Lebih dari 58 persen pengguna Jenius di wilayah ini berusia 21-30 tahun, menunjukkan popularitasnya di kalangan generasi muda.
"Ditambah, segmen pengguna berusia di atas 40 tahun juga mencatatkan persentase 13,3 persen, mencerminkan bahwa Jenius diterima secara luas di berbagai kelompok usia. Ini menegaskan bahwa pemahaman masyarakat terhadap layanan digital semakin inklusif," katanya.
Jenius juga aktif berkolaborasi dengan komunitas Jenius Co.Create di Jawa Tengah, yang kini terdiri dari lebih 2.400 anggota aktif, melalui berbagai kegiatan seperti lokakarya dan acara interaktif yang bertujuan meningkatkan literasi keuangan.
Yulias memaparkan, pada akhir September 2024, jumlah pengguna Jenius meningkat 16 persen yoy menjadi 5,9 juta. Total penyaluran kredit Jenius melonjak 112 persen yoy menjadi Rp 3,3 triliun, sementara dana pihak ketiga yang dikelola tumbuh 11 persen yoy menjadi Rp 27,2 triliun.