REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA — Vaksinasi Japanese Encephalitis (JE) di Kota Yogyakarta terus berjalan. Pelaksanaan vaksinasi JE ini sudah dilakukan sejak September, dan berakhir hingga 31 Oktober 2023 ini.
Percepatan vaksinasi JE pun terus dilakukan, dengan capaian sudah mencapai 62,8 persen. Hingga akhir Oktober ini, diharapkan capaian vaksinasi JE di Kota Yogyakarta bisa mencapai target setidaknya 95 persen.
Vaksinasi JE ini dilakukan dalam rangka pencegahan penyakit meningitis atau radang otak, terutama pada anak. Meski begitu, Kasi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu mengatakan, masih ada kendala dalam percepatan vaksinasi JE.
“Banyak yang menolak juga. Ini jadi kendala (dalam mencapai target),” kata Endang kepada Republika, Kamis (10/10/2024).
Endang menyebut, penolakan tersebut dikarenakan banyak alasan, seperti karena keyakinan. Bahkan, ada masyarakat yang merasa tidak memerlukan vaksinasi JE karena kasus radang otak yang jarang ditemukan. “Ada juga yang merasa cukup vaksin (dari) program (lain yang sudah berjalan) selama ini,” kata Endang.
Meski begitu, Endang berharap agar vaksinasi JE ini bisa mencapai target hingga akhir Oktober ini. Meski ada kendala, Endang menyebut, capaian yang sudah lebih dari 60 persen tersebut sudah menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam upaya pencegahan penyakit radang otak.
Selama berjalannya sejak September sampai saat ini, pemberian vaksin JE dikatakan Endang masih aman dan efektif. Namun, vaksin JE dapat menyebabkan efek samping atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang umum terjadi seperti vaksinasi lainnya.
Salah satunya nyeri di lokasi suntikan, demam ringan, dan kelelahan. Bahkan, kata Endang, manfaat pemberian vaksin JE ini jauh lebih besar dibanding risikonya.
“Sebagian besar KIPI bersifat ringan dan akan hilang dalam waktu singkat. Tetapi, jika anak mengalami demam segera berikan obat penurun demam. Jika tangan bengkak bisa mengompresnya agar tidak meradang,” jelasnya.