REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA — BPD DIY kembali menggelar event lari Malioboro Run 2024 pada 6 Oktober 2024 mendatang. Direktur Utama BPD DIY, Santoso Rahmad, mengharapkan event yang telah digelar tiga kali tersebut ke dopan bakal menjadi event internacional.
"Harapan kami tentunya event ini berlanjut terus sehingga ke depan akan menjadi event international," ujar Santoso dalam konferensı pers Malioboro Run 2024 di BPD DIY Digital Lounge Yogyakarta, Rabu (31/7/2024).
Santoso menuturkan event Malioboro Run yang tahun mengangkat tema Running Through the Heritage of Jogja juga diharapkan visa menggerakkan sport tourism dan perekonomian masyarakat DIY.
Ia mengatakan target peserta pada gelaran tahun ini sebanyak 4.500 peserta. Dengan kategori half marathon 21K dengan 450 peserta, kemudian 10K dengan 1.700 peserta, dan 5K dengan 2.350 peserta.
"Malioboro Run 2024 menghadirkan sub kategori Master untuk usia 40 tahun ke atas), dan Open. Dengan demikian, semakin besar peluang bagi peserta dari berbagai kalangan untuk meraih podium," ujar Santoso.
Santoso mengatakan ada banyak hal yang bisa diperoleh peserta saat mengikuti BPD DIY Malioboro Run 2024. Para pelari akan melewati sejumlah kawasan heritage di DIY. "Pelari akan melewati daerah-daerah heritage, tentu akan jadi daya tarik tersendiri. Titik tertentu akan ada penampilan seni budaya yang melibatkan masyarakat. Mudah-mudahan semua bisa menikmati," ungkapnya.
Santoso berharap 60 persen dari peserta merupakan pelari dari luar daerah. Diharapkan terdapat multiplier effect yang ditimbulkan untuk ekonomi di DIY, dan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di DIY. Untuk pendaftaran peserta akan mulai dibuka pada Kamis (1/8/2024) pukul 13.00 WIB melalui web www.maliobororun.id.
Sementara itu, Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto menyambut baik gelaran Malioboro Run ketiga kalinya. Rute yang dipilih pada event Malioboro Run bisa turut mengenalkan kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta. “Paling tidak, yang utama kembali memperkenalkan khazanah adiluhung, Sumbu Filosofi yang telah diakui UNESCO,” ujar Sugeng.
Sugeng menilai gelaran ini juga mampu menggerakan ekonomi. Ia menyebut para peserta biasanya juga mengajak anggota keluarganya. "Mereka tidak datang sendiri, pasti mengajak keluarga, jadi dampak ekonominya semakin besar," kata Sugeng.