Senin 22 Jul 2024 11:39 WIB

Maba UMS Boyong 2 Emas dan 1 Perunggu pada Kejuaraan Pencak Silat Internasional

Maaliki berharap dapat memberikan prestasi lebih banyak lagi ke UMS.

Red: Fernan Rahadi
Tim mahasiswa Tapak Suci Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang berhasil memboyong 2 emas dan 1 perunggu dalam ajang 2nd International Indonesian Pencak Silat Open Championship 2024 yang berlangsung di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.
Foto: Humas UMS
Tim mahasiswa Tapak Suci Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang berhasil memboyong 2 emas dan 1 perunggu dalam ajang 2nd International Indonesian Pencak Silat Open Championship 2024 yang berlangsung di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.

REJOGJA.CO.ID, SOLO -- Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh tim mahasiswa Tapak Suci Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang berhasil memboyong 2 emas dan 1 perunggu dalam ajang 2nd International Indonesian Pencak Silat Open Championship 2024 yang berlangsung di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.

Tim mahasiswa terdiri dari Kirana Tias Savira dari Prodi Pendidikan Jasmani berhasil membawa pulang Medali Emas Kelas E Putri, Maaliki Istiqlal Amuskan dari Prodi Psikologi dengan Medali Emas Kelas B Putra, dan M. Iqbal Saputra dari Prodi Pendidikan Jasmani membawa pulang Medali Perunggu Kelas Under A Putra.

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Prof Ihwan Susila menyambut bahagia perolehan prestasi tersebut terlebih mereka merupakan atlet-atlet baru dan memiliki potensi yang besar untuk dilatih dan dibentuk agar menjadi atlet andalan UMS di masa depan.

“Dan tentu kita mengapresiasi segala bentuk prestasi dan tentu ini menjadi kebanggaan kita bersama, karena kita yakin bahwa UMS bisa mendunia dari prestasi-prestasi mahasiswa kita,” ujar Ihwan Susila, Ahad (21/7/2024).

Dalam kesempatan yang berbeda, Maaliki Istiqlal Amuskan yang merupakan mahasiswa baru angkatan 2024 UMS mengungkapkan pada saat final mendapatkan lawan dari tim Kamboja.

Dia yang belajar Psikologi, mengaku belum begitu siap karena sudah lama tidak bertanding, kurang lebih selama satu tahun. Dia hanya melakukan latihan saja sehingga awalnya merasa tegang dan khawatir.

“Saat pertandingan ini ada penyesuaian dari tim kelas remaja ke kelas dewasa. Jadi lebih ke adaptasi peralihan pertandingan itu. Saya bangga bisa jadi juara, bisa membawa nama UMS,” ungkapnya.

Maaliki berharap dapat memberikan prestasi lebih banyak lagi ke UMS.

“Juara hanya saat di atas podium, tetapi ketika sudah turun dari podium kita sudah bukan seorang juara lagi. Jadi kita harus tetap rendah hati dan menerapkan ilmu padi," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement