REJOGJA.CO.ID, BANTUL -- Mahasiswa Magister Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan yang tergabung ke dalam Himpunan Mahasiwa Magister Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (Himapstra) UGM menginisiasi kegiatan Edukasi Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) di Aula Kalurahan Desa Trimulyo, Sabtu (1/6/2024). Kegiatan yang digelar atas kerja sama dengan Karang Taruna Bhakti Remaja tersebut diikuti oleh lebih dari 60 peserta yang terdiri dari anggota Karang Taruna kalurahan dan dusun yang ada di Kalurahan Trimulyo. Selain itu, kegiatan ini juga diikuti oleh beberapa anggota PKK Pokja 1 sampai 4 dengan sangat antusias.
Kegiatan ini diinisiasi sebagai upaya melakukan pencegahan kekerasan seksual yang akhir-akhir ini semakin marak terjadi baik secara langsung maupun terjadi di sosial media. Keinginan tersebut disambut baik oleh Kamituwo Kalurahan Trimulyo yang berpandangan bahwa kegiatan ini sejalan dengan tujuan menciptakan Desa Layak Anak. Edukasi KBGO menyasar tiga kelompok masyarakat yaitu anak remaja yang terdiri atas siswa SD, SMP, dan SMA, para pemuda-pemudi, serta kelompok orang tua yang dilaksanakan secara terpisah dalam sesi yang berbeda-beda.
"Dengan tingginya angka kekerasan terhadap anak-anak maka diadakannya acara ini sangat berkesinambungan sebagai upaya melindungi anak-anak. Apalagi sekarang anak-anak yang menggunakan media sosial jumlahnya sangat banyak, hal ini juga mendorong tingginya angka pernikahan tinggi. Oleh karena itu diperlukan pendampingan terutama bagi anak-anak yang menggunakan gadget," ungkapnya pada saat memberikan sambutan pada pembukaan acara Jumat (31/5/2024).
Arief Winarko, salah seorang fasilitator yang memiliki jam terbang tinggi dalam edukasi tentang kekerasan seksual berbasis online khususnya terhadap anak-anak, menyampaikan edukasi mulai dari gambaran tentang kekerasan seksual yang terjadi secara nasional maupun di DIY, hingga alur pelaporan jika terjadi kekerasan seksual.
Acara ini berlangsung secara tertib dan interaktif. Terdapat peserta dari anggota PKK yang semakin menambah keberagaman sudut pandang dalam menangani berbagai kasus kekerasan seksual terhadap anak-anak. Mereka bertukar pandangan antara generasi baby boomer yang tidak native teknologi dengan generasi Z yang tidak bisa terpisahkan dari teknologi. Kegiatan yang menyasar 3 kelompok masyarakat ini akan berlanjut lagi pada 8 Juni dan 11 Juni mendatang.