REJOGJA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai perusahaan yang telah beroperasi selama 111 tahun di Indonesia, PT HM Sampoerna Tbk (Sampoerna) meyakini bahwa sumber daya manusia adalah salah satu kunci utama sukses perusahaan. Bagi para karyawannya, Sampoerna berkomitmen untuk menciptakan lingkungan kerja yang menjunjung tinggi inklusivitas dan keberagaman, terutama kesetaraan gender. Perusahaan percaya bahwa tempat kerja yang kondusif dapat mengakomodasi individu dengan latar belakang beragam yang akan menumbuhkan rasa saling menghargai, sehingga pada akhirnya dapat memotivasi seseorang untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya.
Dalam hal kesetaraan gender, Sampoerna senantiasa memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh karyawan untuk menempati jabatan strategis pada semua lini pekerjaan, termasuk bagi perempuan. Melalui salah satunya, sertifikasi Equal Salary yang telah diperoleh Sampoerna selama lima tahun berturut-turut sejak tahun 2018, Sampoerna telah membuktikan komitmen perusahaan dalam memberi perlakuan yang setara kepada karyawan perempuan maupun laki-laki, baik dari sisi kebijakan perusahaan dan remunerasi.
Prinsip kesetaraan ini diharapkan dapat semakin mendorong keterwakilan perempuan pada posisi manajemen. Salah satu sosok perempuan yang menjadi pemimpin di Sampoerna adalah Hildha Utami yang menjabat sebagai Head of Quality. Ia dan tim Quality bertanggung jawab dalam strategi dan penerapan standar kualitas global di fasilitas-fasilitas produksi Sampoerna agar dapat memberikan kualitas produk terbaik bagi konsumen dewasa.
Hildha mengaku bangga atas kesetaraan yang terbangun di Sampoerna dan secara khusus dalam timnya yang terdiri dari sekitar 200 tenaga ahli dari dalam negeri dengan latar belakang yang berbeda-beda. "Tim kami sangat beragam, mulai dari scientist, engineer, analyst, dan technician. Meskipun dunia Science, Technology, Engineering, dan Math (STEM) biasanya sangat didominasi oleh laki-laki, namun saya bangga bahwa saat ini karyawan perempuan di tim kami sudah mencapai 45 persen dari keseluruhan tim," ujarnya dalam siaran pers, Rabu (20/3/2024).
Lebih lanjut, Sampoerna juga merupakan anggota Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE) yang memperoleh predikat leading practice pada tahun 2022 melalui penilaian diagnostik keseteraan gender tempat kerja atau GEARS. Tidak hanya itu. Sampoerna juga memperoleh sertifikasi sebagai perusahaan Top Employer di Indonesia selama lima tahun berturut-turut, serta Top Employer di Asia Pasifik pada tahun 2022 oleh Top Employer Institute, institusi global yang melakukan penilaian lingkungan kerja dan kesejahteraan karyawan.
Komitmen keberagaman dan kesetaraan Sampoerna juga direalisasikan sejak proses perekrutan, penyediaan fasilitas dan sarana yang menunjang, hingga pengembangan karyawan. "Sebagai contoh, di bidang manufacturing dan quality, kami memiliki program Life at Manufacturing, sebagai platform bagi para karyawan perempuan untuk mendiskusikan berbagai isu yang menjadi perhatian mereka, dan bagaimana perusahaan dapat membantu mereka menghadapinya," kata Hildha.
Rasa bangga Hildha sejalan dengan keyakinannya bahwa keberagaman adalah kekuatan terbesar Sampoerna. Sebab, keberagaman akan melahirkan berbagai keunggulan, seperti kekayaan ide, pengalaman, keterampilan, dan pengetahuan yang akan menggerakkan inovasi. "Oleh karena itu, menciptakan tempat kerja yang inklusif dan beragam bukan hanya hal yang benar untuk dilakukan, tetapi juga penting bagi kesuksesan perusahaan," katanya.
Penciptaan tempat kerja yang inklusif dan menjunjung tinggi keberagaman ini sejalan dengan 'Falsafah Tiga Tangan' yang dipegang teguh oleh Sampoerna, yang mencerminkan komitmen perusahaan dalam penciptaan nilai jangka panjang bagi para pemangku kepentingan utamanya yaitu: konsumen dewasa; karyawan, mitra usaha, dan pemegang saham; serta masyarakat luas.
Sebagai seorang pemimpin, Hildha selalu memastikan setiap anggota timnya memiliki kesempatan yang setara untuk memberikan ide, berbicara, dan mengungkapkan pendapat mereka. Hal ini, menurutnya, penting untuk memastikan setiap karyawan mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang.
"Sebagai pemimpin, saya melatih diri untuk mendengarkan perspektif dan sudut pandang yang berbeda dari tim saya dan memahami apa yang mereka pikirkan serta rasakan. Selain itu, saya berupaya untuk menggunakan berbagai masukan dari mereka sebagai bagian dari pengambilan keputusan," jelas Hildha.