REJOGJA.CO.ID, CILACAP — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan soal potensi gelombang tinggi di laut selatan wilayah Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kondisi gelombang laut ini dipengaruhi peningkatan kecepatan angin.
“Berdasarkan pengamatan, pola angin di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari barat daya hingga barat laut dengan kecepatan berkisar 4-25 knot,” kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung, Cilacap, Teguh Wardoyo, Senin (4/3/2024).
Teguh mengatakan, pola angin yang cenderung searah dengan kecepatan tinggi berpotensi meningkatkan tinggi gelombang di laut. Menurut dia, diprakirakan ketinggian gelombang di laut selatan Jateng dan DIY bisa mencapai ketinggian berkisar 2,5 meter hingga empat meter atau masuk kategori tinggi.
Karena itu, Teguh mengatakan, BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di laut selatan pada Senin ini hingga Rabu (5/3/2024). Menurut dia, gelombang tinggi ini diperkirakan berpotensi terjadi di wilayah perairan selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan perairan selatan DIY.
Selain itu, di Samudra Hindia selatan Cilacap, Samudra Hindia selatan Kebumen, Samudra Hindia selatan Purworejo, dan Samudra Hindia selatan DIY. Teguh mengimbau seluruh pihak terkait waspada akan ketinggian gelombang laut ini terhadap keselamatan pelayaran.
“Berdasarkan analisis, kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter berisiko terhadap perahu nelayan. Kemudian kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter berisiko terhadap tongkang,” kata Teguh.
Sementara kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter, menurut Teguh, berisiko terhadap kapal feri. Adapun kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas empat meter berisiko terhadap kapal berukuran besar, seperti kapal kargo ataupun kapal pesiar.
Teguh juga mengingatkan masyarakat maupun wisatawan yang beraktivitas di kawasan pesisir agar lebih berhati-hati. “Sekarang memang bukan musim liburan, namun biasanya masyarakat di sejumlah daerah memanfaatkan momentum menjelang puasa Ramadhan dengan berwisata bersama keluarga, salah satunya dengan mengunjungi objek wisata pantai,” ujar dia.
Masyarakat yang berwisata atau beraktivitas di pantai diimbau tidak bermain air atau berenang, terutama di kawasan pantai yang langsung terhubung dengan laut lepas karena gelombang tinggi sewaktu-waktu bisa terjadi.