REJOGJA.CO.ID, SITUBONDO — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mencatat sudah ada 40 kasus demam berdarah dengue (DBD) pada awal 2024 ini. Kasus penyakit akibat virus yang dibawa nyamuk Aedes aegypti itu disebut tersebar di sejumlah kecamatan.
Kepala Dinkes Kabupaten Situbondo Sandy Hendrayono mengatakan, 40 kasus DBD itu terdata hingga 23 Januari 2024. “Memang ada peningkatan kasus demam berdarah di setiap kecamatan pada musim hujan tahun ini,” kata dia, Kamis (25/1/2024).
Menurut Sandy, ada beberapa kecamatan dengan penambahan kasus DBD yang terbilang signifikan, yakni Kecamatan Situbondo, Panarukan, Besuki, Mlandingan, Asembagus, dan Kecamatan Banyuputih. “Kasus demam berdarah ini menyebar di semua kecamatan, tapi ada kecamatan yang merupakan penambahan kasusnya lumayan tinggi,” kata dia.
Sandy mengatakan, kasus DBD ini berpotensi bertambah. Pasalnya, saat musim hujan, nyamuk pembawa virusnya bisa cepat berkembang biak. “Siklus demam berdarah muncul saat musim hujan karena banyak genangan air dari sisa air hujan yang berpotensi nyamuk untuk bertelur dan berkembang biak,” ujar dia.
Sebagai upaya antisipasi, Sandy meminta masyarakat rutin melakukan gerakan 3M Plus. Masyarakat diminta rutin membersihkan tempat penampungan air dan menutupnya. Selain itu, membersihkan barang bekas yang berpotensi muncul genangan air dan menjadi sarang nyamuk.
Masyarakat juga dapat melakukan upaya pencegahan lainnya, seperti menggunakan larvasida Abate pada tempat penampungan air untuk membasmi larva nyamuk.
“Kami juga sudah siapkan dan mendistribusikan Abate ke semua puskesmas atau bidan desa agar diberikan kepada masyarakat, sekaligus sosialisasi menjaga kebersihan di rumah dan lingkungan,” kata Sandy.