REJOGJA.CO.ID, KULON PROGO — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mendata 78 kejadian bencana pada periode 19-22 Januari 2024. Kejadian bencana itu disebut akibat kondisi cuaca dampak siklon tropis Anggrek.
Menurut Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kulon Progo Taufiq Prihadi, kejadian longsor dan pohon tumbang paling banyak terjadi di wilayah tiga kapanewon/kecamatan, yaitu di Kokap, Samigaluh, dan Girimulyo.
“Kami sudah menerjunkan tim reaksi cepat, yang dibantu relawan, TNI, dan Polri, untuk mengondisikan tanah longsor dan pohon tumbang,” kata Taufiq, Senin (22/1/2024).
Taufiq mencontohkan tanah longsor yang menutup akses jalan menuju objek wisata Pulepayung. Menurut dia, sudah dikerahkan alat berat untuk menangani material longsoran agar akses jalan kembali terbuka.
“Lokasi longsor tidak bisa dievakuasi dengan cara manual, perlu alat berat. Hari ini beberapa alat telah diterjunkan untuk mengatasi longsoran,” kata Taufiq.
Taufiq mengatakan, sejumlah pohon yang tumbang juga sempat menghambat akses jalan. Menurut dia, upaya penanganan pohon tumbang ini relatif lebih cepat.
BPBD mengerahkan mesin gergaji untuk mempercepat evakuasi pohon yang tumbang. “Kendala ada pada penanganan longsoran, yang membutuhkan alat berat,” ujar Taufiq.
Menurut Taufiq, mobilisasi alat berat ke lokasi terdampak bencana menjadi kendala tersendiri. Pasalnya, kata dia, mayoritas lokasi longsor berada di kawasan perbukitan, sehingga membutuhkan waktu lebih untuk mengerahkan alat berat ke sana.
Taufiq mengimbau masyarakat di Kulon Progo agar lebih waspada akan potensi bencana. Apalagi, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), diprakirakan siklon tropis Anggrek belum berakhir.
Masyarakat diminta waspada akan kondisi cuaca yang dapat memicu longsor ataupun angin kencang yang dapat mengakibatkan pohon tumbang. “Lebih baik menjauhi area yang berpotensi longsor,” kata Taufiq.