REJOGJA.CO.ID, SURABAYA — Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Timur, berencana memasang penerangan jalan umum (PJU) di ribuan titik pada 2024 ini. Pemasangan PJU ini diharapkan dapat ikut membantu menekan potensi terjadinya tindak kriminalitas.
Menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya Irvan Wahyudrajad, hingga kini total PJU yang sudah terpasang mencapai 114.239 unit. Tahun lalu disebut dipasang 106.659 unit.
Irvan mengatakan, pemasangan PJU itu berdasarkan usulan dan masukan dari masyarakat. “Sementara pemasangan PJU baru di tahun 2024 ada sebanyak 7.580 unit, di 3.286 lokasi," kata Irvan, Kamis (18/1/2024).
Menurut Irvan, pemasangan PJU itu sebagai bagian dari upaya peningkatan keamanan dan ketertiban di wilayah Kota Surabaya, serta mengurangi potensi terjadinya tindak kriminalitas di ruang yang tidak terpantau dan minim penerangan. Pemasangan PJU baru ini disebut salah satu program prioritas Pemkot Surabaya tahun ini.
Selain pemasangan PJU, Irvan mengatakan, tahun ini Pemkot Surabaya juga berupaya fokus menangani persoalan genangan air dan perbaikan jalan rusak. Menurut dia, permasalahan terkait infrastruktur itu sudah dipetakan di setiap wilayah.
“Jadi, masukan-masukan dari warga itu kita himpun untuk menyelesaikan problem-problem perkotaan. Pak Wali Kota Eri Cahyadi ingin (permasalahan) di kampung-kampung itu terselesaikan,” ujar Irvan.
Bukan hanya pembangunan infrastruktur. Irvan mengatakan, di 2024 juga Pemkot Surabaya akan melanjutkan program pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Menurut dia, hal itu sebagaimana visi dan misi wali kota dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
“Tahun 2024 kita juga masih berfokus pada pertumbuhan ekonomi, menurunkan inflasi, dan menaikkan investasi. Termasuk juga menyelesaikan kesenjangan pemerataan warga Surabaya,” kata Irvan.
Dalam menangani berbagai permasalahan di Kota Surabaya, Irvan mengatakan, pemkot membutuhkan peran serta masyarakat. Misalnya, terkait masalah genangan air, diharapkan masyarakat tidak membuang sampah sembarangan atau mendirikan bangunan di atas saluran air, yang dapat menyumbat aliran air.
“Karena itu, kami berharap kepedulian masyarakat. Pemkot tidak bisa sendiri dalam menyelesaikan problem Kota Surabaya, tapi kepedulian dan gotong-royong warga,” ujar Irvan.