Selasa 02 Jan 2024 17:45 WIB

Okupansi Hotel di DIY Meningkat Signifikan Selama Nataru, Hampir 100 Persen

DIY jadi destinasi utama wisatawan.

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Erdy Nasrul
Wisatawan menghabiskan waktu senja saat libur Nataru 2023 di jalur pedesterian Malioboro, Yogyakarta, Ahad (24/12/2023. Menurut survei Kementerian Perhubungan bahwa akan ada pergerakan 9,6 juta wisatawan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta saat libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024. Salah satu tempat wisata yang masih menjadi favorit yakni Tugu Pal Putih, Malioboro, dan Keraton Yogyakarta (Gumaton).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Wisatawan menghabiskan waktu senja saat libur Nataru 2023 di jalur pedesterian Malioboro, Yogyakarta, Ahad (24/12/2023. Menurut survei Kementerian Perhubungan bahwa akan ada pergerakan 9,6 juta wisatawan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta saat libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024. Salah satu tempat wisata yang masih menjadi favorit yakni Tugu Pal Putih, Malioboro, dan Keraton Yogyakarta (Gumaton).

REJOGJA.CO.ID,  YOGYAKARTA -- Momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024 menjadikan DIY kebanjiran wisatawan. Hal ini berdampak pada tingginya tingkat hunian (okupansi) hotel yang ada di DIY.

Perhimpunan Hotel dan Resto Indonesia (PHRI) DIY menyebut bahwa okupansi hotel selama Nataru naik cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya pada periode yang sama yakni rata-rata hampir mencapai 100 persen.

Baca Juga

"Tahun ini menjadi tahun istimewa bagi PHRI DIY karena okupansi Nataru mengalahkan (Nataru) sebelumnya. Kalau sebelumnya okupansi mencapai 80 persen sampai dengan 90 persen maksimal, tapi tahun ini hampir 100 persen karena (okupansi mencapai) 98 persen," kata Deddy kepada Republika, Selasa (2/1/2024).

Deddy menyebut, ada beberapa hotel yang bahkan okupansinya sudah mencapai 100 persen. Okupansi yang tinggi sebagian besarnya di hotel yang berada di pusat kota yakni di Kota Yogyakarta dan juga di Kabupaten Sleman.

"Memang ada beberapa hotel bisa mencapai 100 persen (okupansinya), tapi rata-rata (secara keseluruhan di DIY) 98 persen. Terutama di Kota Yogyakarta dan Sleman. Di tiga kabupaten lainnya yakni di Bantul, Kulon Progo dan Gunungkidul rata-rata 80 sampai dengan 95 persen," ucap Deddy.

Meski okupansi yang lebih tinggi masih didominasi di kawasan Kota Yogyakarta dan Sleman, namun Deddy menuturkan bahwa di tiga kabupaten lainnya di DIY juga terjadi peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Peningkatan di tiga kabupaten tersebut dikarenakan semakin bertambahnya hotel dan resort baru. Selain itu, peningkatan okupansi di tiga kabupaten tersebut juga disebabkan luapan dari Kota Yogyakarta dan Sleman yang sudah tidak dapat menampung lonjakan wisatawan.

"Dengan tumbuhnya hotel dan resort baru (di tiga kabupaten itu), juga ada progres karena jumlah kamarnya dibanding tahun lalu kan juga lebih banyak tahun ini. Okupansinya sudah lebih baik 80 persen sampai dengan 95 persen, ini juga luapan dari Kota Yogya dan Sleman," jelasnya.

Deddy menjelaskan, total kamar yang ada di hotel di bawah naungan PHRI DIY mencapai lebih dari 18 ribu kamar. Dikatakan bahwa peningkatan jumlah wisatawan yang menginap di hotel terjadi pada periode Natal yakni 23-25 Desember 2023, dan pada periode Tahun Baru yakni 30-31 Desember 2023.

"Jadi tanggal 36 (Desember 2023 setelah Natal) turun lagi, terus naik lagi di 30-31 Desember (ketika perayaan Tahun Baru), dan tanggal 1 (Januari 2024) turun lagi karena sudah mulai arus balik," kata Deddy.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement