REJOGJA.CO.ID, MALANG -- Universitas Brawijaya (UB) melakukan deklarasi dukungan dan solidaritas atas Palestina di Gedung Samantha Krida, UB, Kota Malang, Selasa (19/12/2023). Kegiatan ini dilakukan oleh sejumlah akademisi yang dibentuk melalui tim UB-Palestine Solidarity Program.
Dekan Fakultas Hukum (FH) UB, Aan Eko Widiarto, mengatakan, terdapat empat poin besar yang hendak disampaikan UB terhadap kasus kemanusiaan di Palestina. Poin pertama menyebutkan serangan yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina dengan menyasar penduduk sipil dan obyek sipil dapat dinyatakan secara jelas dan nyata telah melanggar hukum humaniter internasional. "Dan hukum hak asasi manusia (HAM)," katanya.
Akademisi UB juga menegaskan bahwa sebagai perguruan tinggi yang telah memiliki reputasi internasional, UB memiliki tanggung jawab untuk berperan aktif dalam upaya-upaya kemanusiaan. Hal ini terutama untuk mengurangi penderitaan warga Palestina.
Poin ketiga disebutkan bahwa sebagai upaya kongkrit dari kepedulian civitas academica UB terhadap para korban agresi Israel atas Palestina, dibentuk melalui UB-Palestine Solidarity Program. Tim ini akan bergerak melakukan advokasi hukum, penggalangan dana, bantuan alat kesehatan, dan pemberian beasiswa di UB.
Lebih detail, advokasi hukum yang ditawarkan UB nantinya ditunjukkan untuk memberikan bantuan kepada masyarakat Palestina dari sisi hukum internasional. Hal ini termasuk memberikan bantuan akses hukum bagi masyarakat Indonesia di Palestina yang belum dapat kembali ke tanah air. "Dan kita di advokasi hukum ada sembilan orang. Para ahli mulai dari hukum internasional, ahli hukum HAM, ahli hukum tata negara dan ahli politik. Dari UB semuanya," jelasnya.
Kemudian untuk penggalangan dana bantuan ditunjukkan tidak hanya ditunjukkan bagi warga UB tetapi juga masyarakat umum. Penggalangan dana ini sudah dimulai pada 19 Desember 2023 dengan didukung oleh selebritas Muslim, Opick.
Adapun untuk bantuan alat kesehatan, kata dia, pihaknya bekerja sama dengan Mer-C dan Fakultas Kedokteran (FK) UB. Melalui kerja sama ini diharapkan mereka dapat memberikan bantuan kepada masyarakat Palestina dari sisi kesehatan. Hal ini termasuk pemberian alat cuci darah portabel yang dianggap bermanfaat di tempat yang sulit akses listrik.
Selanjutnya, program beasiswa UB nantinya ditunjukkan kepada seluruh warga Palestina. "Untuk semua fakultas nanti akan memberikan beasiswa itu disebar sesuai dengan mereka ingin masuk ke fakultas mana, sesuai dengan kemampuan kita," ungkapnya.
Khusus kuota, Aan belum dapat mengungkapkannya secara detail. Namun untuk FH UB, pihaknya akan menyediakan kuota beasiswa sebanyak 12 orang.