REJOGJA.CO.ID, MALANG -- Inflasi di Kota Malang pada November 2023 mencapai 0,40 persen. Hal ini diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Umar Sjaifudin, dalam konferensi pers, Jumat (1/12/2023).
Menurut Umar, cabai rawit termasuk komoditas penyumbang inflasi terbesar di Kota Malang pada bulan lalu. Berdasarkan hasil survei, kenaikan harga komoditas ini mencapai 81,94 persen. "Dengan andil inflasi sebesar 0,1793 persen," katanya.
Komoditas penyumbang inflasi terbesar kedua terjadi pada cabai merah. Menurut dia, bahan pangan ini mengalami kenaikan harga hingga 60,13 persen. Itu artinya, andil inflasi komoditas ini mencapai 0,0568 persen.
Umar mengungkapkan, kenaikan harga cabai rawit terjadi di seluruh kota di Provinsi Jawa Timur (Jatim). Komoditas ini sama-sama menjadi penyumbang terbesar inflasi di seluruh kota di Jatim.
Menurut Umar, kenaikan harga cabai rawit dilatarbelakangi musim kemarau panjang yang terjadi di Jatim. Di samping itu, juga dikarenakan adanya kenaikan harga beberapa komoditas pendukung sektor pertanian. "Seperti pupuk dan pestisida juga menjadi penyebabnya," ungkapnya.
Sementara itu, komoditas yang menjadi penyumbang deflasi terbesar di Kota Malang berasal dari bensin. Komoditas ini mengalami penurunan harga sebesar 1,13 persen dengan andil deflasi 0,0654 persen. Ada pula harga daging ayam ras yang ikut menurun hingga 2,7 persen dengan andil deflasi sekitar 0,0329 persen.