REJOGJA.CO.ID, MALANG -- Inflasi Kota Malang pada Oktober 2023 mencapai angka 0,26 persen. Itu artinya inflasi mengalami peningkatan dibandingkan September lalu yang berkisar 0,18 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini mengatakan, terdapat sejumlah komoditas yang menyebabkan inflasi meningkat di Kota Malang. Beras merupakan komoditas penyumbang inflasi terbesar selama Oktober lalu. Harga komoditas ini meningkat 2,45 persen dengan andil inflasi sebesar 0,0896 persen.
Menurut Erny, harga beras sudah terlihat mengalami kenaikan sejak September 2022. Kenaikan terus berlanjut hingga pekan keempat pada Oktober 2023 di Kota Malang. "Harga beras telah mencapai Rp 14.460 per kilogram," kata Erny dalam kegiatan konferensi pers (konpers), Rabu (1/11/2023).
Selain beras, bensin juga termasuk komoditas penyumbang terbesar kedua di Kota Malang pada Oktober lalu. Komoditas ini mengalami kenaikan harga sebesar 1,26 persen. Sementara itu, andil inflasinya berkisar antara 0,0729 persen.
Kenaikan harga bensin dilatarbelakangi kebijakan Pertamina pada 1 Oktober lalu. Saat itu, Pertamina memutuskan untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi. BBM yang mengalami kenaikan antara lain pertamax (naik Rp 700 per liter) pertamax turbo (naik Rp 600 hingga Rp 700 per liter), dexlite (naik Rp 800 sampai Rp 850 per liter) dan pertamina dex (naik Rp 900 hingga Rp 1.000 per liter).
Komoditas cabai rawit juga turut menyumbang inflasi pada bulan lalu. Komoditas ini mengalami kenaikan 31,3 persen. "Dengan andil inflasi sebesar 0,0523 persen," kata dia menambahkan.