Rabu 22 Nov 2023 15:05 WIB

Tutup 2023, Sampoerna Perkuat Investasi dan Serapan Tenaga Kerja di Indonesia

Sampoerna menganut Prinsip Keberlanjutan yang meliputi topik ESG.

Red: Fernan Rahadi
Logo Sampoerna
Logo Sampoerna

REJOGJA.CO.ID, JAKARTA -- PT HM Sampoerna Tbk (Sampoerna/IDX: HMSP) memantapkan posisinya sebagai salah satu perusahaan dengan nilai investasi dan serapan tenaga kerja yang signifikan, serta pemimpin industri tembakau di Indonesia. Hal ini diwujudkan melalui komitmennya dalam menciptakan nilai jangka panjang yang berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan utamanya: konsumen dewasa, karyawan dan mitra bisnis, serta masyarakat luas. Sampoerna yang telah beroperasi selama 110 tahun di Indonesia menganut Prinsip Keberlanjutan yang meliputi topik Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG). 

"Kerangka kerja ini diintegrasikan ke dalam setiap aspek bisnis dan aktivitas kami melalui program payung 'Sampoerna untuk Indonesia' untuk memastikan peran kami dalam melaksanakan program yang memiliki dampak nyata terhadap ekonomi, pelestarian lingkungan, dan masyarakat luas," kata Presiden Direktur Sampoerna Vassilis Gkatzelis, dalam siaran pers, Rabu (22/11/2023).

Sebagai perusahaan dengan nilai investasi lebih dari 6,3 miliar dolar AS sejak tahun 2005, Sampoerna merealisasikan tambahan investasi di awal tahun 2023 dengan fasilitas produksi baru untuk produk tembakau inovatif bebas asap di Karawang, Jawa Barat dengan fokus ekspor ke Kawasan Asia Pasifik dan pasar domestik. Satu bulan setelahnya, Sampoerna memperkenalkan inovasi terkini berbasis sains dan teknologi paling mutakhir untuk produk tembakau bebas asap, yaitu IQOS ILUMA.

Pada kuartal 3 2023, seiring dengan fasilitas produksinya yang baru, Sampoerna juga telah menyelesaikan pembangunan Laboratorium Pengujian dan Analisis berkelas dunia dengan fasilitas termutakhir, khususnya untuk produk tembakau inovatif bebas asap. "Pencapaian-pencapaian ini merupakan sebuah langkah penting dalam menyediakan produk bebas asap yang dikembangkan berdasarkan sains dan teknologi. Meskipun tidak bebas risiko, produk tembakau bebas asap ini merupakan alternatif yang lebih baik bagi perokok dewasa yang memutuskan untuk terus merokok," kata Vassilis.

Realisasi investasi ini merupakan upaya Sampoerna untuk turut mendukung prioritas pemerintah dalam mendorong investasi, meningkatkan ekspor barang jadi bernilai tinggi, dan hilirisasi industri. "Investasi jangka panjang Sampoerna merupakan bukti kepercayaan kami akan kepastian iklim investasi dan usaha di Indonesia. Sampoerna mewujudkan komitmen penciptaan nilai tambah ekonomi dan dampak sosial dengan peningkatan kapasitas penelitian, pengembangan produk bebas-asap berlandaskan sains, penyerapan tenaga kerja berketerampilan tinggi, pembelian pasokan tembakau lokal, pemberdayaan UMKM, pengoperasian pusat layanan digital, dan peningkatan kinerja ekspor," kata Vassilis.

Seiring dengan komitmen dalam penciptaan nilai bagi para pemangku kepentingannya, Sampoerna terus berupaya untuk mempertahankan posisi kompetitifnya dan mengatasi tekanan dalam industri tembakau sebagai akibat dari kenaikan tarif cukai yang tinggi dan jauh di atas angka inflasi, semakin melebarnya jarak tarif cukai antara Golongan 1 dengan segmen Golongan di bawahnya yang bertarif cukai lebih rendah, serta meningkatnya peredaran rokok ilegal. Secara keseluruhan, pada periode Januari hingga September 2023, volume industri rokok turun sebesar 5,0 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Sedangkan segmen Sigaret Kretek Tangan (SKT) mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan dengan perbaikan pangsa pasar di mana sampai kuartal 3 2023 mencapai sekitar 27 persen. Perbaikan kinerja SKT mulai terlihat dalam beberapa tahun terakhir setelah segmen ini mengalami penurunan pangsa pasar berkelanjutan, yaitu dari 37 persen pada tahun 2006 menjadi 17 persen pada tahun 2019. Pemulihan segmen SKT didorong oleh kebijakan Pemerintah untuk cukai produk tembakau, khususnya sejak 2021, yang mempertimbangkan aspek serapan tenaga kerja pada segmen SKT. 

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement