Selasa 07 Nov 2023 14:10 WIB

Pj Wali Kota: Penetapan Sumbu Filosofi Buka Peluang Terciptanya Pariwisata Berkualitas

Setiap sudut di Kota Yogyakarta disebut merupakan destinasi.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Tugu Pal Putih salah satu tempat yang termasuk dalam Sumbu Filosofi Yogyakarta di Yogyakarta, Senin (19/9/2023). Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia. Penetapan ini dilakukan dalam Sidang Luar Biasa ke-45 Komite Warisan Dunia di Arab Saudi pada 18 September 2023. Sumbu Filosofi menjadi warisan budaya dunia ke lima yang dimiliki Indonesia setelah Candi Borobudur serta Candi Prambanan (1991), Situs Sangiran (1996), Subak Bali (2012), dan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (2019). Menurut UNESCO, Sumbu Filosofi Yogyakarta diakui sebagai warisan budaya dunia karena memiliki arti penting secara universal. Konsep tata ruang yang dicetuskan oleh Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta pada abad ke-18 dibuat berdasarkan konsepsi Jawa berbentuk jalan lurus dari Panggung Krapyak menuju Keraton Yogyakarta hingga Tugu Pal Putih.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Tugu Pal Putih salah satu tempat yang termasuk dalam Sumbu Filosofi Yogyakarta di Yogyakarta, Senin (19/9/2023). Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia. Penetapan ini dilakukan dalam Sidang Luar Biasa ke-45 Komite Warisan Dunia di Arab Saudi pada 18 September 2023. Sumbu Filosofi menjadi warisan budaya dunia ke lima yang dimiliki Indonesia setelah Candi Borobudur serta Candi Prambanan (1991), Situs Sangiran (1996), Subak Bali (2012), dan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (2019). Menurut UNESCO, Sumbu Filosofi Yogyakarta diakui sebagai warisan budaya dunia karena memiliki arti penting secara universal. Konsep tata ruang yang dicetuskan oleh Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta pada abad ke-18 dibuat berdasarkan konsepsi Jawa berbentuk jalan lurus dari Panggung Krapyak menuju Keraton Yogyakarta hingga Tugu Pal Putih.

REJOGJA.CO.ID,  YOGYAKARTA -- Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo mengatakan bahwa ditetapkannya Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO akan semakin membuka peluang terciptanya pariwisata berkualitas (quality tourism) di Kota Yogyakarta. Hal ini tentu juga dapat menambah kunjungan wisatawan mancanegara ke Kota Wisata tersebut. 

"Pemerintah bersama para pelaku usaha pariwisata, juga masyarakat harus mampu menangkap Sumbu Filosofi sebagai satu daya tarik luar biasa untuk bersama-sama membawa pariwisata Kota Yogya mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat," kata Singgih belum lama ini. 

Baca Juga

Singgih menuturkan, quality tourism dibentuk dengan bagaimana menghadirkan kesan yang baik dan menarik kepada wisatawan selama berkunjung di Kota Yogya. Mulai dari ketersediaan transportasi, kelengkapan dan kejelasan informasi, merchandise, kuliner, akomodasi, dan pelayanan yang diberikan pelaku usaha pariwisata. 

Lebih lanjut dikatakan bahwa setiap sudut di Kota Yogyakarta adalah destinasi. Potensi tersebut harus bisa ditangkap dengan bagaimana membuat narasi dari berbagai sudut pandang yang ada, baik dari sejarah, budaya, maupun arsitektur, dan tata kota.

Menurut Singgih, dengan narasi yang diciptakan untuk menjadi sebuah destinasi wisata, akan mendukung terciptanya pariwisata berkualitas. Fokusnya, kata Singgih, tidak lagi bagaimana bisa mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya. 

"Melainkan bagaimana membuat wisatawan terkesan dan menghabiskan waktu lebih lama di Kota Yogya," ungkap Singgih.

Dalam mendukung quality tourism tersebut, pelaku usaha pariwisata khususnya di Kota Yogyakarta diajak untuk semakin berperan dalam penanganan sampah. Mulai dari pengusaha hotel, restoran, hingga agen perjalanan untuk ikut serta menekan produksi sampah dan mampu mengelola sampah tersebut.

"Masalah sampah harus kita tangani bersama, termasuk edukasi ke wisatawan, juga bagaimana kita bisa mengurangi produksi sampah dan memilahnya. Sehingga sampah yang ada di depo itu benar-benar hanya residu saja, anorganik bisa ke bank sampah, dan organik kita olah dengan biopori ataupun metode lainnya," jelasnya.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko mengatakan, sektor pariwisata menjadi agent of growth untuk pergerakan perekonomian Kota Yogyakarta. Sektor pariwisata yang semula berfokus pada quantity tourism, kali ini bergerak pada quality tourism guna dapat menciptakan pariwisata berkelanjutan.

"Pariwisata berkelanjutan juga berkaitan dengan responsibility tourism destination, sehingga kita bertanggung jawab untuk memastikan agar semua pihak memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan, sehingga tercipta impresi yang baik selama mereka berada di Kota Yogya," kata Wahyu.

Wahyu juga menekankan terkait peran dari pelaku sektor pariwisata dalam penanganan sampah. Menurutnya, peran dalam penanganan sampah ini sangat penting dalam mewujudkan quality tourism di Kota Yogyakarta.  "Utamanya bagaimana bisa menciptakan solusi permanen pada setiap kegiatan yang dimiliki," ucap Wahyu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement