REJOGJA.CO.ID, NGAWI -- Pemberian pupuk pada padi varietas Gamagora 7 dilakukan dengan menggunakan drone. Operator drone Agri Sparta, Aris Indrayana mengatakan, untuk menyemprot pupuk dengan luas lahan satu hektare maka membutuhkan waktu sekitar 15-20menit.
"Ini lebih efektif dan semprotannya lebih merata," kata Aris di Dusun Guyung, Gerih, Ngawi, Jawa Timur, Rabu (1/11/2023).
Sebelum dilakukan penyemprotan, dia membuat jalur terbangnya terlebih dahulu melalui aplikasi yang tersedia. Setelah jalur terbang dibuat, dirinya bersama tim kemudian menyiapkan pupuk yang akan disemprot.
"Kita mau menyemprot untuk luasan lahan, umpamanya ini satu hektare kita butuh air untuk yang disemprot sekitar 100 liter, per hektarenya bisa kita setting lagi mau disemprot kenceng atau disemprot kabutan jadi sesuai dengan aplikasi pupuk yang akan kita pergunakan," ujarnya.
Adapun drone yang digunakan yaitu berjenis Dji Agras T40. Untuk sekali terbang drone tersebut mampu membawa 40 liter cairan pupuk. Pupuk yang digunakan beragam, mulai dari granul hingga cairan.
"Semua jenis pupuk cair bisa, pupuk granul hampir semua juga bisa.
Urea, Nitrea, KCL, nanti kita campur kita mix nanti kita masukan di tempat," ungkap dia.
Ia memastikan drone yang digunakan tidak bisa dipakai oleh sembarang orang. Penggunaan drone hanya boleh dilakukan oleh orang yang telah memiliki lisensi dari Kementerian Perhubungan.
Penyemprotan pupuk dengan menggunakan drone tidak bisa dilakukan dengan jarak yang terlalu dekat. Sebab jika terlalu dekat dikhawatirkan padi yang telah menghasilkan bunga akan rontok terkena hempasan angin yang dihasilkan drone.
Sedangkan jika terlalu tinggi kabutan cairannya dikhawatirkan hilang semua. "Ini kita setting di tiga meter," kata pengurus Asosiasi Pilot Drone Indonesia (APDI) Regional Jateng-DIY tersebut.