REJOGJA.CO.ID, MALANG -- Ijen Geopark di Kabupaten Banyuwangi resmi menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark (UGG). Hal ini dikukuhkan dalam konferensi internasional ke-10 UGG yang dilaksanakan di Habous Cultural Complex, Marrakesh, Maroko.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani menyatakan, pengukuhan Ijen Geopark sebagai bagian dari jaringan global geopark dari UNESCO ini bukan akhir. "Tetapi justru awal dari upaya Banyuwangi untuk bisa membawa potensi daerah ke level internasional,” ungkapnya dalam keterangan resminya, Ahad (10/9/2023).
Menurut dia, masuknya Ijen Geopark ke jaringan global geopark akan meningkatkan perhatian publik internasional ke Ijen Geopark. Apalagi, forum tersebut dihadiri lebih dari 1.200 ilmuwan dan pegiat geopark dari 50 negara. Dia berharap ini bisa turut menggerakkan ekonomi, membuka lapangan kerja, dan tentu menjaga keberlanjutan lingkungan serta budaya lokal.
Geopark Ijen merupakan taman bumi yang memiliki keunikan bentang alam dan kekayaan budaya. Selain itu, di dalamnya terdapat semangat mewujudkan wisata berkelanjutan juga.
Geopark Ijen terbentang di seluruh wilayah kabupaten yang secara spesifik kawasannya ada di kawasan Gunung Ijen, Pantai Pulau Merah, TN Alas Purwo. Wilayah ini juga lengkap karena terdapat beragam kekayaan geosite, biosite, dan culturalsite-nya.
Ipuk mengatakan, Banyuwangi dalam sepuluh tahun terakhir telah merintis upaya yang selaras dengan konsep pengembangan geopark global. Hal ini terutama yang menekankan pada upaya konservasi dan mengajak masyarakat berperan. Kemudian juga melindungi dan meningkatkan fungsi potensi alam untuk pembangunan ekonomi lokal.
Ia mencontohkan Banyuwangi memiliki banyak agenda sportourism seperti Ijen Green Run, balap sepeda Internasional Tour De Ijen dan lainnya. Agenda ini turut menyajikan alam yang asli dengan oksigen yang berlimpah.
Pengembangan pariwisata di Banyuwangi sendiri juga dianggap mendorong keterlibatan masyarakat secara luas. Hal ini terutama di berbagai event pelestarian budaya seperti Tumpeng Sewu, Seblang dan Ngopi Sepulu Ewu. Semuanya terdapat keterlibatan aktif warga dalam pelaksanaannya.
Selain itu, Banyuwangi juga melarang hotel dibangun di sekitar Ijen dan tempat-tempat wisata lainnya. Langkah ini bertujuan agar masyarakat sekitar dapat membuka home stay untuk pengembangan ekonomi. "Juga bagian dari upaya menjaga kearifan lokal,” ucapnya.