Ahad 13 Aug 2023 10:23 WIB

Soroti Dinamika Transmigrasi, Mahasiswa KKN-PPM UGM Gelar 'Menyusur Kapuas Fair 2023'

Produksi jamu dari Desa Rawa Subur mendapatkan respons positif.

Red: Fernan Rahadi
Mahasiswa KKN-PPM UGM Tahun 2023 menggelar acara Menyusur Kapuas Fair 2023 dengan mengusung tema
Foto: dokpri
Mahasiswa KKN-PPM UGM Tahun 2023 menggelar acara Menyusur Kapuas Fair 2023 dengan mengusung tema

REJOGJA.CO.ID, KUALA KAPUAS -- Beberapa daerah di Kecamatan Kapuas Murung, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah tergolong dalam daerah Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT). Meskipun wilayah Kapuas Murung terkenal dengan proyek food estate-nya, tetapi ada banyak tantangan yang harus dihadapi, salah satunya adalah kurangnya perhatian pemerintah dalam pendampingan dan penyediaan informasi desa-desa.

Adanya perolehan dari perhatian publik mengenai beberapa desa di Kecamatan Kapuas Murung dilakukan oleh mahasiswa KKN-PPM UGM Tahun 2023 melalui acara festival desa. Acara tersebut dinamakan 'Menyusur Kapuas Fair 2023' dengan mengusung tema 'Menyusur Harmoni Transmigrasi: Menjalin Persaudaraan dalam Keberagaman'. 

Acara ini dilakukan di Desa Rawa Subur sebagai upaya untuk menyoroti dinamika transmigrasi di Kecamatan Kapuas Murung yang jarang diperhatikan khalayak luas. Harmoni yang terbentuk antar masyarakat desa menjadi hal menarik yang kerap terlihat dalam keseharian warga. Perbedaan yang tidak menjadi masalah dan justru membentuk sinergi positif dalam kehidupan masyarakat di sana menjadi inspirasi dari tema acara ini. 

Menyusur Kapuas Fair juga menjadi acara puncak sekaligus acara penutup dari tim KKN-PPM UGM Tahun 2023 Unit Kapuas Murung yang sedang melaksanakan pengabdian di ketiga desa di daerah Kecamatan Kapuas Murung, yaitu Desa Rawa Subur, Desa Saka Binjai, dan Desa Bina Sejahtera. 

"Daerah transmigrasi ini beragam, penduduknya juga beragam. Ada perjalanan dan perjuangan panjang bagi masyarakat di sini sampai menteri pertahanan, menteri pertanian, dan bahkan presiden Jokowi datang yang menjadikan daerah Kapuas ini menjadi wilayah food estate. Harapannya acara ini juga bisa menjadi ajang untuk mengenal potensi yang ada di tiap-tiap desa, utamanya desa Rawa Subur, Saka Binjai, dan Bina Sejahtera" ungkap Dosen Pembimbing Lapangan dari Tim KKN UGM, Ambar Pertiwiningrum dalam siaran pers, Ahad (13/8/2023).

Acara ini dihadiri langsung oleh perwakilan dari Direktur Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Sukmawati Amir; Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kapuas, Yaya; Camat Kapuas Murung, Ahmad Kurniadi; dan Dosen Pembimbing Lapangan dari Tim KKN-PPM UGM Tahun 2023 Unit Kapuas Murung, Prof Ambar Pertiwiningrum.

Melalui acara ini, setiap desa memperkenalkan sekaligus mempromosikan potensi dan hasil olahan dari komoditas Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang dipamerkan pada stand khusus. Hal ini adalah upaya untuk peningkatan ekonomi lokal melalui promosi produk lokal.  

Dari Desa Rawa Subur memperkenalkan anyaman purun, telur asin, kerajinan boneka, tas batik, keripik singkong, keripik pisang, kembang goyang, rengginang, dan jamu sebagai hasil produk olahan desa. Sedangkan Desa Saka Binjai memiliki produk olahan nugget ikan gabus dan sirop nanas. Lalu di Desa Bina Sejahtera terdapat abon haruan, pempek haruan, kerupuk nasi, peyek kacang, dan sruput sandang sebagai kerajinan dari plastik dan sedotan. 

"UMKM kami seperti telur asin dan jamu itu sudah diproduksi sendiri, maka dari itu sudah punya label sendiri karena produksinya juga sudah lama. Tapi penjualan jamu masih di daerah Desa Rawa Subur dan sekitarnya saja dan belum diperluas. Untuk jamu sendiri kami ada jamu kunyit sirih, beras kencur, dan kunyit asam," ujar salah satu masyarakat Desa Rawa Subur, Yeyen. 

Produksi jamu dari Desa Rawa Subur pun mendapatkan respons positif dari Dinas Pertanian yang berencana akan mengadakan pelatihan pembuatan jamu bubuk. "Saya terkesan luar biasa atas berjalannya acara ini terutama untuk Pak Surian selaku kades Rawa Subur yang sangat semangat untuk mengeratkan masyarakat desa. Setelah saya melihat UMKM dari ketiga desa ada jamu botol, dan saya tanyakan masih gagal untuk membuat jamu bubuk. Jadi nanti bisa saya akan jadwalkan untuk pembuatan jamu bubuk," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kapuas, Yaya.

Selain dari pameran UMKM, serangkaian acara juga dilaksanakan seperti lomba memasak bapak dan ibu kepala desa, lomba karaoke, penampilan anak-anak SD, penampilan Tim KKN UGM, penayangan video perpisahan Tim KKN, dan sesi hiburan seperti games dan kuis.  Hal ini adalah upaya untuk mendorong partisipasi dan keterlibatan masyarakat desa di Kecamatan Kapuas Murung. 

Dengan terselenggaranya acara festival ini, diharapkan desa-desa di wilayah Kecamatan Kapuas Murung utamanya ketiga desa sebagai lokasi pengabdian dapat terus mengembangkan produk UMKM guna menjadi masyarakat yang mandiri dan berdaya dalam peningkatan roda perekonomian. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement