REJOGJA.CO.ID, SLEMAN -- Panewu Kapanewon Seyegan, Sleman, DIY, Samino, mengungkapkan laporannya terkait data anak stunting di wilayahnya. Diakui, Seyegan menjadi salah satu Kapanewon dengan angka stunting tinggi di Sleman.
Berdasarkan data terakhir yang dihimpun Samino, terdapat 155 anak stunting di kawasan Seyegan. Di sisi lain, ia menyampaikan Kapanewon Seyegan mengalami penurunan angka stunting dalam tiga tahun terakhir.
Pada 2021 data stunting di Seyegan berada pada angka 8,1 persen, pada 2022 sebesar 7,5 persen, dan pada 2023 kembali mengalami penurunan hingga tercatat diangka 6,9 persen.
Selain itu Samino menuturkan, pamong Kapanewon Seyegan juga merintis Gerakan Jumat Berkah Bantu Stunting. Gerakan ini dimulai dari lingkup Kapanewon Seyegan terlebih dulu. Hal ini diwujudkan dalam bentuk infak.
"Dan berdasarkan laporan pada Jumat lalu, upaya ini menghasilkan dana Rp 1,7 juta. Nantinya, hasil gerakan ini akan dimanfaatkan untuk membantu anak stunting khususnya dari kekuarga kurang mampu," kata Samino.
Kapanewon Seyegan juga mencoba memetakan data stunting berdasarkan kondisi ekonomi keluraga. Hal ini dilakukan untuk menentukan pendekatan yang tepat dalam mengentaskan stunting.
Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Sleman, Danang Maharsa, mengapresiasi keberhasilan Kapanewon Seyegan dalam menurunkan angka stunting dalam tiga tahun terakhir. Namun, Danang mendorong Kapanewon Seyegan untuk terus berinovasi dalam mencegah stunting.
Ia mengingatkan, stunting tak selalu berkaitan dengan kemiskinan, sebab masih ada keluarga dengan ekonomi baik yang masuk dalam kategori keluarga stunting. Sehingga, Danang mengajak peserta evaluasi untuk juga memberikan perhatian terhadap kesehatan keluarga.
Dengan pola asuh keluarga yang sehat, pemenuhan gizi yang cukup, dan pemahaman dalam mendidik anak, akan lahir pula anak yang sehat dan sejahtera. "Mari kita tingkatkan kesadaran dan pemahaman orang tua terhadap kesehatan anak. Silakan memanfaatkan fasilitas kesehatan di puskesmas terdekat. Dengan begitu, stunting dapat dicegah sedini mungkin," katanya.
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menekankan program penanganan stunting perlu ditangani dengan serius. Untuk mensukseskannya, diperlukan dukungan dari seluruh elemen masyarakat.
Sehingga bupati mengajak seluruh peserta untuk berkomitmen dalam menekan angka stunting di Sleman. Pemkab Sleman juga telah menerima intensif fiskal dari Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri sebesar Rp 10,02 miliar.
Kustini mengatakan, pemanfaatan intensif tersebut salah satunya akan diarahkan dalam upaya penurunan angka stunting. Ia mengimbau, agar para kader turut menyosialisasikan pentingnya pencegahan stunting sejak dini.
Hal ini termasuk dengan melakukan pengawasan kesehatan kepada remaja putri dan calon pengantin. Bupati menyampaikan, upaya untuk memutus rantai stunting tak hanya dilakukan dengan perbaikan gizi anak, namun juga dengan memastikan kesehatan calon orang tua dalam keadaan baik.
"Dengan usaha ini semoga angka stunting di Kabupaten Sleman dapat terus kita tekan," ujar Kustini.