REJOGJA.CO.ID, BANTUL -- Optimalisasi pengolahan sampah di tingkat kalurahan menjadi salah satu upaya penting Pemkab Bantul, DIY, mengurangi volume sampah yang masuk ke TPST Piyungan.
Ini merupakan salah satu langkah dari program Bantul Bersih Sampah 2025 yang menggerakkan seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Bantul.
Sub Koordinator Penanganan Sampah DLH Bantul, Esti Rahayu menjelaskan, optimalisasi tersebut tidak hanya melalui BUMKal, tetapi juga kelompok-kelompok pengolah sampah di masyarakat.
"Tidak hanya dalam bentuk bank sampah, tapi juga kelompok pengolah sampah lainnya seperti shodaqoh sampah di masjid, karang taruna, ibu-ibu PKK, dan lainnya," ungkap Esti kepada Republika, Rabu (12/7/23).
Ia memaparkan, saat ini dari sebanyak 75 kalurahan, sekitar 72 yang memiliki BUMKal. Di antara jumlah tersebut, baru sekitar 35 yang sudah memiliki unit pengolah sampah (UPS).
Untuk kelompok pengolah sampah, jumlahnya baru 400 kelompok dari sekitar 900 Padukuhan. Kelompok ini terdiri dari kelompok shodaqoh sampah di masjid, shodaqoh sampah di Karang Taruna, ibu-ibu PKK dan lainnya.
Sedangkan jumlah bank sampah mencapai 250 unit di seluruh kabupaten. "Jadi kalau kelompok pengolah sampah ini menggunakan sistem shodaqoh sampah yang hasilnya nanti digunakan untuk kegiatan mereka, misalnya Karang Taruna. Intinya kami mengapresiasi semua kegiatan yang mengurangi timbulan sampah," ujar Esti.
Pihak pemkab pun rutin memberikan apresiasi berupa dana sarana dan prasaran yang biasanya diberikan melalui kegiatan perlombaan. Seperti dana insentif kalurahan, di mana salah satu indikatornya pengelolaan sampah, termasuk jumlah kelompok pengelola sampah yang mendaftar, akan mendapat hadiah untuk kalurahan yg mencapai kriteria tertentu.
Bagi yang membentuk kelompok pengolah sampah dapat mendaftar di SIMBersama (Sistem Informasi Bantul Bersih Sampah 2025) untuk didata. "Kami data lalu setiap enam bulan sekali kelompok-kelompok tersebut harus melaporkan kegiatan mereka," imbuhnya.
Tercatat produksi sampah di Bantul sekitar 440 ton per hari pada 2022. Data tersebut didapatkan dari survei timbulan sampah per orang yakni 0,44 kg per hari per orang untuk sekitar satu juta penduduk Bantul.
Survei pada 2021, timbulan sampah 0,29 kg per hari per orang karena adanya pembatasan kegiatan selama pandemi. Pada 2020, timbulan sampah tercatat 0,55 kg per hari per orang. Data tersebut masih di bawah rata-rata nasional yang sebesar 0,7 kg per hari per orang.
"Tapi yang jelas ini menunjukkan adanya penurunan, harapan kami terus turun dengan berbagai program," kata Esti.